Friday, November 29, 2019
Pastor Message Pdt Dr Ir Niko Nyotorahardjo, DESEMBER 2019
Saturday, November 2, 2019
Pastor Message Pdt DR Ir Niko Nyotorahardjo
Friday, November 1, 2019
UMUM November 2019 #1 - Pergunakan Mulut Kita untuk mengutarakan yang baik
PERGUNAKAN MULUT KITA UNTUK MENGUTARAKAN HAL-HAL YANG BAIK
Efesus 4:29-32
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu,
tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya
mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." - Efesus 4:29
Tahun Ibrani 5780 yang sedang kita masuki saat ini mengandung
suatu pesan yang baik untuk kita perhatikan dan ikuti. Angka "80" disebut Pey (atau Peh,
tergantung dialek) dalam bahasa Ibrani.
Angka ini juga digambarkan sebagai mulut, yaitu bagian tubuh kita yang
terutama dipergunakan untuk berkata-kata dan berkomunikasi; penekanannya disini
(bukan mulut sebagai bagian tubuh untuk makan/pencernaan). Kita hendaknya menjaga segala perkataan kita
-- termasuk tulisan di apps chatting dan medsos -- baik itu dalam doa kita
kepada TUHAN maupun dalam interaksi dengan sesama kita. Firman TUHAN
dalam Efesus 4:29-32 mengajarkan beberapa hal yang perlu kita perhatikan
sehubungan dengan mulut/perkataan:
1. Perkatakan hal yang baik dan membangun, agar
yang mendengarnya pun terberkati (29)
Salah satu efek dari besarnya penggunaan apps medsos dan
chatting yang sekarang ini banyak rupa dan jumlahnya, adalah rendahnya
interaksi sosial secara langsung.
Interaksi tidak lagi dilakukan secara tatap muka (face to face) sehingga
penulis tidak bisa melihat akibat langsung dari apa yang ia perkatakan/ tuliskan. Di dalam komunikasi secara langsung kita bisa
melihat reaksi wajah atau bahasa tubuh dari lawan bicara saat mereka
mendengarkan perkataan kita. Dari reaksi
mereka, kita bisa menyesuaikan perkataan kita, termasuk cara kita
menyampaikannya.
Melalui interaksi langsung, kita belajar menjadi peka dan
sensitif dengan lawan bicara kita.
Hal-hal ini tidak di dapatkan --atau setidaknya terbatas-- melalui
medsos atau chatting seperti Whatsapp.
Itulah sebabnya mekanisme emoji ditambahkan agar memungkinkan penulis
memberi efek emosional di tulisannya agar pembacanya setidaknya mengerti apa
yang menjadi maksud si penulis.
Kelemahan dari berkomunikasi secara dunia maya seperti inilah
yang membuat banyak hari-hari ini menuliskan kalimat/kata-kata kebencian,
makian, ketidaksopanan seenaknya, karena si penulis tidak melihat atau
merasakan langsung efek dari kata-kata mereka.
Hasilnya? Berapa banyak anak-anak
muda yang di-bully secara online menjadi depresi dan bahkan ada yang bunuh diri
seperti di Korea, karena yang mem-bully tidak menyadari atau memperhatikan
bagaimana perkataan mereka telah menyakiti anak tersebut.
Sebagai anak-anak TUHAN, Allah meminta kita agar menjaga
perkataan kita. Sebagaimana Yesus dalam
berkata-kata selalu menjadi berkat bagi banyak orang yang mendengarkan-Nya,
demikian juga kita sebagai orang percaya yang bertumbuh ke arah Kristus Yesus,
maka kita juga perlu meneladani tindakan-Nya tersebut.
Perkataan yang baik bukan berarti yang mendayu-dayu atau
lembut; itu adalah cara berbicara. Yang
dimaksudkan disini adalah perkataan-perkataan yang membangun. Jika diperlukan, bisa saja terdengar
"keras" tetapi jika itu dibutuhkan untuk kebaikan lawan bicara kita,
maka sampaikanlah dengan baik dan sedemikian rupa dengan bijak.
2. Perkataan yang sia-sia akan mengecewakan
TUHAN (30-32)
Tentu sebagai orang percaya hal yang sangat tidak kita
inginkan adalah membuat hati TUHAN sedih dan kecewa. Perkataan (termasuk posting-an) yang sia-sia
pun mendukakan hati TUHAN. Ingatlah
bahwa hidup kita yang penuh dosa dan
sia-sia ini telah Kristus tebus dengan harga yang mahal. Jangan kemudian mulut yang sudah Allah tebus
ini kemudian kita pergunakan untuk hal-hal yang TUHAN tidak suka.
Mulut adalah hal yang penting.
Itulah juga sebabnya kita Roh Kudus tercurah untuk memampukan kita
melakukan apa yang TUHAN perintahkan, maka hal pertama yang di kuduskan adalah
mulut, yaitu dengan Bahasa Roh. Namun
ingat juga bahwa apa yang meluncur keluar dari mulut kita berasal dari dalam
hati dan pikiran kita. Jika perasaan dan
pikiran kita tidak ditundukkan kepada Firman dan Roh Kudus, maka segala hal
yang buruk seperti kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah akan
meluncur dari mulut kita. Contoh: TUHAN
meminta kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita, sebagaimana Ia sendiri
telah mengampuni kita yang berdosa kepada-Nya.
Pengampunan yang kita terima, kini kita teruskan kepada orang yang
menyakiti kita. Waktu kita tidak mau mengampuni,
artinya kita tidak meneruskan pengampunan-Nya dan tidak menghargai apa yang Ia
lakukan. Kita juga artinya tidak
melakukan apa yang Dia perintahkan. Kita
malah memilih untuk tetap pahit, geram, marah dan bertikai tanpa henti dengan
orang tersebut, sekalipun mungkin bahkan ia sudah memohon maaf.
Agar perkataan kita baik, perasaan hati dan pikiran kita pun
harus baik. Dengan kekuatan sendiri
tidak akan tercapai. Itulah sebabnya
kita butuh Roh Kudus. Roh Kudus yang
menguduskan dan memampukan kita agar hidup kita jadi berkat bagi orang lain,
termasuk dalam hal perkataan kita.
Karena Roh Kudus ada dalam kita, maka Ia juga akan memberi peringatan
dalam hati kita, kalau kita hendak mengutarakan sesuatu yang Allah tidak
suka. Pilihannya kemudian adalah
ditangan kita: apakah mau mengikuti apa yang Roh Kudus nyatakan
(peringatan-Nya) atau tetap saja berkata-kata seenaknya kita saja? Jangan dukakan hati Allah, mari kita ikuti
apa yang Ia mau. Yang Allah mau adalah
kita hidup penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sama seperti Kristus telah
lakukan kepada kita. Amin. (CS)
Youth November 2019 #2 - BELAJAR DARI KERENDAHAN HATI YESUS SEBAGAI HAMBA
BELAJAR DARI KERENDAHAN HATI YESUS SEBAGAI HAMBA
(HUMILITY VS PRIDE PART 2)
Bahan Bacaan
Flp 2:7b, “…mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama
dengan manusia.”
Penjelasan Materi:
Youthers, pada Minggu kedua ini, kita masih membahas beberapa
contoh sikap hati dan tindakan yang Yesus lakukan untuk menunjukkan kerendahan
hatiNya, yaitu hati sebagai hamba.
Yesus Mengambil Rupa Seorang Hamba
Youthers, saat Yesus merendahkan diriNya menjadi manusia, Ia
memilih menjadi yang paling rendah, yaitu mengambil rupa seorang hamba.
Seorang hamba itu identik dengan sikap
melakukan semua hal untuk kemuliaan dari tuannya dan bukan untuk mendatangkan
kemuliaan bagi dirinya sendiri, begitulah yang ditunjukan oleh Yesus. Yesus mengajarkan kepada kita bahwa semua hal yang Ia lakukan di dunia
adalah untuk memuliakan Bapa yang di Surga.
Seorang hamba itu tidak pernah mengharapkan
imbalan dalam bentuk apapun. Perhatikan Firman Tuhan dalam Luk 17:9-10, “Adakah
ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang
ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan
segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah
hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus
lakukan." Begitu pula Yesus, Yesus adalah seorang manusia yang tak berdosa
tetapi Ia melayani tanpa mengharapkan imbalan.
Seorang hamba pasti mau melayani orang lain.
Dalam Lukas 22:24-26, Yesus menasihatkan para murid bahwa yang terbesar di
antara mereka adalah mereka yang mau melayani dan bukan dilayani. Pada
masa-masa terakhir hidupNya, Yesus membasuh kaki murid-muridNya sebagai lambang
kerelaanNya untuk melayani dan menjadi hamba bagi orang lain. Selain berarti
kerelaan untuk tidak dikenal, kerendahan hati juga berarti kerelaan untuk
melayani dan menjadi hamba bagi orang lain. Kita wajib saling melayani satu
dengan yang lain dalam kerelaan bila ingin hidup dalam kerendahan hati.
Youthers, Yesus merupakan teladan utama kita dalam mempelajari
hidup dalam kerendahan hati. Selama hidupNya di dunia ini, Yesus selalu
berjalan dalam kerendahan hati dan ketaatan kepada Bapa. Oleh karena itu
pelayananNya membawa pengaruh yang begitu besar dan membawa dampak luar biasa
bagi orang-orang disekelilingNya.
Bahan Diskusi : Pelajaran apa yang dapat anda petik dari
teladan Yesus dalam mengambil rupa sebagai seorang hamba?
Youth November 2019 #1 - BELAJAR DARI KERENDAHAN HATI YESUS
BELAJAR DARI KERENDAHAN HATI YESUS
(HUMILITY VS PRIDE PART 1)
Bahan Bacaan
Mat 11:29, "belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut
dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."
Penjelasan Materi:
Youthers, bicara soal
kerendahan hati, hal itu erat kaitannya dengan penyerahan dan ketergantungan
total kepada Tuhan. Dalam sepanjang pelayananNya di bumi, Yesus berhasil
memberi contoh kehidupan yang penuh dengan kerendahan hati untuk ditiru oleh
murid-muridnya. Berdasar bahan bacaan kita hari ini, mari kita pelajari tentang
bagaimana kelemahlembutan dan kerendahan hati Yesus, agar kehidupan kita
mendapat ketenangan dan kemenangan. Berikut adalah beberapa contoh sikap hati
dan tindakan yang Yesus lakukan untuk menunjukkan kerendahan hatiNya:
Yesus Mengosongkan diriNya
Youthers, perhatikan Firman Tuhan dalam Flp 2:5-7, “Hendaklah
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
menjadi sama dengan manusia.” Ayat ini
menjelaskan bagaimana Yesus yang datang dalam wujud manusia, tetap menjalankan
kewajibanNya sebagai manusia dan tidak meninggikan dirinya sebagai Tuhan.
Walaupun Yesus merupakan anak Raja dari segala Raja, namun tanggalkan semua hak
istimewaNya di Sorga, mengosongkan diriNya untuk diutus ke dunia, lahir di kandang yang hina sebagai anak
tukang kayu yang mana pada masa itu, bukan pekerjaan yang dipandang terhormat
oleh orang-orang di zamanNya.
Yesus Berserah pada Kehendak BapaNya
Dalam kisah Yesus di Taman Getsemani dalam Matius 26:36-46,
kita tahu bahwa meskipun Yesus meminta pada BapaNya untuk mengambil cawan pahit
itu dariNya, Ia merendahkan diriNya dihadapan Tuhan dan dengan kerelaan hati
berserah untuk melakukan kehendak Tuhan bahkan sampai mati di kayu salib (Flp
2:8). Youthers, ini adalah sebuah bentuk
kerendahan hati yang penting yang ditunjukan Yesus. Kerendahan hati Yesus dan
sikap berserah pada kehendak Tuhan inilah yang mendorongnNya untuk menyerahkan
hidupNya di kayu salib sehingga kita dapat menerima anugrah keselamatan.
Bahan Diskusi :
Pelajaran apa yang dapat anda petik dari teladan Yesus dalam
mengosongkan diriNya dan berserah kepada kehendak BapaNya?
Thursday, October 31, 2019
Youth Oktober 2019 #4 - TIPS AGAR KITA MAMPU MENGENDALIKAN DIRI
TIPS AGAR KITA MAMPU MENGENDALIKAN DIRI
(SELF CONTROL VS SELF INDULGENCE PART 4)
Bahan Bacaan
2 Petrus 1:6 dan kepada
pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan
kesalehan,
Penjelasan Materi
Youthers, perlu kita ketahui salah satu karakteristik dari
sikap kekanan-kanakan adalah tidak adanya penguasaan diri. Penguasaan diri
bukanlah sesuatu yang kita dibawa sejak lahir, tetapi sesuatu yang harus
dilatih dan dipelajari dalam proses pendewasaan diri. Karena itu, salah satu
tanda menuju kedewasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan diri.
Mungkin mudah bagi kita Youthers, dalam mengendalikan beberapa
hal yang kita kuasai yang ada di sekitarnya, namun pasti sulit bagi kita untuk
mengendalikan diri kita sendiri. Perhatikan baik Youthers, bahwasannya kita
tidak dapat menundukkan atau mengontrol sesuatu ataupun seseorang kalau kita
tidak mampu mengontrol diri sendiri. Karena itu banyak kegagalan yang
disebabkan ketidakmampuan untuk mengontrol diri sendiri, bahkan suatu bangsa
bisa hancur jika penguasanya tidak bisa untuk mengontrol dirinya sendiri.
Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari untuk dapat
mengendalikan diri Youthers, yaitu:
1. Miliki Target (1 Kor. 9:26)
Ketika kita memiliki tujuan dan
target yang jelas akan sesuatu hal yang sedang kita kerjakan, maka jika ada
gangguan dari pihak luar dalam bentuk apapun itu, kita akan fokus dan tidak
ter-district dengan gangguan yang ada. Dengan begitu kita akan lebih mudah
mengendalikan diri kita terhadap situasi apapun
2. Latih diri (1 Kor 9 : 24-25)
Seperti yang sudah disinggung
pada awal pembahasan, kita tidak dilahirkan dengan kemampuan untuk menguasai
diri, maka kita harus berlatih terus menerus untuk mengendalikan pikiran,
perkataan dan perbuatan kita hari demi hari
3. Disiplin (1 Kor 9:26-27)
Ketika kita sedang melatih diri
kita untuk mengendalikan diri dan hati kita, maka kita juga memerlukan
kedisiplinan dan komitmen yang kuat. Jadi ketika kita gagal, kita tidak mudah
menyerah begitu saja, melainkan terus mencoba lagi dikemudian hari
4. Minta Bimbingan Kakak Rohani
Cari orang yang bisa melatih,
menuntun dan memperhatikan kita agar kita bisa sampai pada tujuan yang kita
inginkan.
Youthers, pengendalian diri adalah sebuah sikap tegas tidak
mau dikuasai oleh keinginan-keinginan duniawi, atau tidak berkompromi terhadap
segala hal yang berlawanan dengan kebenaran.
Pengendalian diri berkenaan dengan komitmen seseorang untuk
hidup benar, membangun kebiasaan-kebiasaan yang baik disertai tekad untuk
meninggalkan, membuang, dan menghancurkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang
membawa seseorang makin jauh dari jalan Tuhan.
Memiliki pengendalian diri berarti berani berkata tidak
terhadap segala hal yang berbau dosa dan
keduniawian seperti tertulis dalam Titus 2:12 :
"Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan
keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah
di dalam dunia sekarang ini,"
Untuk bisa mengendalikan diri dibutuhkan kemauan, tekad,
semangat dan kerja keras, karena
"...roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41).
Pengendalian diri penting sekali bagi orang percaya karena
merupakan syarat utama mengikut Yesus.
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku."
(Matius 16:24).
Mampu mengendalikan diri berarti "...menawan segala pikiran dan
menaklukkannya kepada Kristus," (2
Korintus 10:5).
Youth Oktober 2019 #3 - MENGENDALIKAN DIRI ATAU MEMUASKAN DIRI, PILIH MANA?
MENGENDALIKAN DIRI ATAU MEMUASKAN DIRI, PILIH MANA?
(SELF CONTROL VS SELF INDULGENCE PART 3)
Amsal 16:32, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan,
orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota.
Penjelasan Materi
Youthers, dalam bahan bacaan kita di Amsal 16:32 dikatakakan
bahwa orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya
melebihi orang yang merebut kota. Artinya bahwa penguasaan atau pengendalian
diri merupakan syarat menjadi orang yang berkemenangan. Merebut kota artinya
menjadi pemenang. Mengendalikan diri berarti lebih dari pemenang. Tuhan rindu
setiap kita mampu menjadi pemenang atas setiap ujian, tantangan dan hambatan
yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Pernahkah ita sadari Youthers,
bahwa seringkali kita jumpai ada banyak orang Kristen yang hidupnya
menjadi 'batu sandungan' bagi orang lain karena memiliki tabiat yang
kurang terpuji, mudah marah, ucapan penuh dengan hal negatif, suka menjelekkan
orang lain, menghakimi, menggosip, meremehkan dan hal buruk lainnya. Itu
menandakan bahwasannya mereka tidak mampu mengendalikan diri. Apakah kita
justru termasuk orang-orang yang suka melakukan demikian?
Youthers, dalam hidup ini, kita akan selalu diperhadapkan
dengan dua pilihan. Mau jadi orang baik atau jahat? Mau memperkatakan hal
membangun atau menjatuhkan? Mau memaafkan atau membalas dendam? Mau
mengendalikan diri atau mau memuaskan diri dengan melakukan apa yang kita sukai
sekalipun itu bertentangan dengan Firman Tuhan? Jika kita memilih pilihan yang
sesuai dengan Firman Tuhan, mungkin kita dianggap orang lain kalah, menyerah,
tidak berani, dan sebagainya, tetapi ingat, ada hal yang jauh lebih berharga
yang kita dapatkan yaitu damai sejahera yang dari Tuhan. Sebaliknya, jika kita
memilih memuaskan keinginan daging kita dengan marah, membalas kejahatan orang
lain dengan kejahatan pula, mungkin kita akan dianggap pemberani oleh orang
lain, dianggap hebat dan tidak lemah, tapi kita kehilangan damai sejahtera
Tuhan dalam hati kita.
Bahan Diskusi :
Ketika mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, di tengah
situasi sulit dan menghadapi orang-orang yang terkadang diijinkan Tuhan untuk
membentuk dan menguji kita, mampukan kita menunjukkan sikap pengendalian diri
dan tetap memegang teguh nilai-nilai iman dan kebenaran Firman Tuhan?
Monday, October 21, 2019
Youth Oktober 2019 #2, AKIBAT TIDAK MAMPU MENGENDALIKAN DIRI
AKIBAT TIDAK MAMPU MENGENDALIKAN DIRI (BELAJAR DARI TOKOH
ALKITAB)
(SELF CONTROL VS SELF INDULGENCE PART 2)
Bahan Bacaan
Amsal 25:28, “Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah
seperti kota yang roboh temboknya.
Penjelasan Materi:
Youthers, dari bahan bacaan kita di atas, dapat kita pahami
bahwasannya seseorang yang tidak mempunyai penguasaan diri akan selalu rentan
terhadap segala sesuatu yang menekan dirinya, orang itu tidak akan sanggup
bertahan apabila menghadapi tantangan dan halangan dalam kehidupannya. Apalagi
jika ia yang sedang dilanda panas hati,
tentunya dapat terlihat melalui raut mukanya, perkataannya yang keras dan pedas
serta tindakannya yang jauh dari pengendalian diri tetapi dekat pada pemuasan
diri. Jika tidak dikendalikan dan ditaklukkan dalam Roh Kudus, maka akan
cenderung berbuat dosa dan akan membawa pada kejahatan.
Alkitab mencatat ada
empat orang yang mengalami panas hati dan tidak mampu mengendalikan diri:
1. Pertama, Kain, yang menjadi panas hati
terhadap Habel, karena persembahannya tidak diterima oleh Tuhan. Kain tidak
dapat menguasai hatinya, sehingga ia merencanakan untuk membunuh adiknya. Kain
pun akhirnya membunuh adiknya
2. Kedua, Saul, yang menjadi panas hati terhadap
Daud, sehingga dia berupaya untuk membunuhnya. Beruntung, Daud bisa terbebas
dari rencana pembunuhan Saul.
3. Ketiga, Haman bin Hamedata, orang Agag, yang
merasa dirinya layak untuk dihormati para pegawai dan rakyat .Setiap rakyat dan
pegawai yang bertemu dengan Haman diharuskan untuk sujud menyembahnya. Namun,
Mordekhai tidak mau menghormati dia. Hal ini membuatnya menjadi panas hati
terhadap Mordekhai, sehingga dia merencanakan pemusnahan terhadap orang Yahudi.
4. Keempat, Herodes. Herodes menjadi panas hati
ketika mendengar berita bahwa telah lahir raja orang Yahudi di Betlehem. Dia
merasa tersaingi dengan kehadiran bayi yang dipercaya akan menjadi raja orang
Yahudi. Oleh karena itu, Herodes menyuruh untuk membunuh semua anak di Betlehem
dan sekitarnya yang berusia 2 tahun ke bawah.
Youthers, dari kisah keempat tokoh Alkitab tersebut kita
dapart memetic pelajaran berharga bahwasannya jika kita gagal mengendalikan
diri kita dari situasi yang memanas dalam kehidupan sehari-hari, maka kita akan
mudah panas hati dan melakukan dosa. Lalu bagaimana agar kita terhindar dari
dosa panas hati? Youthers, mintalah Roh Kudus untuk menjaga hati kita supaya
jangan timbul akar pahit, termasuk panas hati. Biarlah hati kita didamaikan
oleh-Nya, diberikan karunia penguasaan diri sehingga terhindar dari kejahatan,
juga tetaplah rajin membaca Alkitab, sebab dengan membaca Alkitab kita
diingatkan agar tidak berbuat hal-hal yang dibenci Tuhan.
Bahan Diskusi : Apa yang akan kita lakukan seandainya kita
mengalami situasi yang dialami keempat tokoh Alkitab tersebut?
Umum Oktober 2019 #2 - Menghidupi DNA Restorasi Pondok Daud 2
MENGHIDUPI DNA RESTORASI PONDOK DAUD #2
Restorasi Pondok Daud : Prajurit-prajurit TUHAN yang gagah
perkasa, yang mempunyai gaya hidup doa, pujian, penyembahan bersama-sama dalam
unity siang dan malam, yang melakukan kehendak Bapa pada zaman now!
Kita memperkatakan DNA ini dalam banyak kesempatan, tidak
sedikit yang bertanya tanya bahkan mempertanyakan, bagaimana langkah konkrit
melakukan DNA ini. Gembala Jemaat Induk/Gembala Pembina dengan tegas dan
praktis menyampaikan bahwa kita menghidupi DNA dengan hidup intim (membangun
keintiman) dengan TUHAN dengan komunikasi dua arah yang intens, dimana
didalamnya ada doa, pujian, penyembahan.
Daud adalah seorang yang membangun keintiman dengan TUHAN
dalam kesehariannya, bahkan sejak dia masih remaja dan menggembalakan kambing
domba yang dua-tiga ekor di padang penggembalaan. Bagaimana karakteristik orang
yang menghidupi DNA Restorasi Pondok Daud seperti Raja Daud?
1. Memiliki kerinduan senantiasa dekat dengan TUHAN.
Kerinduan Daud kepada TUHAN
nampak termanifestasi dalam beberapa hal yang Daud lakukan antara lain:
a.
Menciptakan mazmur, syair dan nyanyian kerinduan kepada TUHAN (Mazmur 63). Bahkan
Daud merupakan pemazmur yang disukai serta banyak menuliskan Mazmur
pengagungan, pujian kepada TUHAN.
b. Membawa Tabut TUHAN kembali ke
kotanya (2 Samuel 6).
Tabut adalah lambang kehadiran
TUHAN, sebagaimana sejak zaman Musa, TUHAN datang berjumpa dengan umat Israel
diatas kerub yang ada di tutup pendamaian.
Daud rindu senantiasa berada dekat dengan TUHAN dalam
hadirat-Nya. Itu sebabnya Daud membawa kembali Tabut ke kotanya.
Orang yang menghidupi DNA, membangun keintiman dengan TUHAN
senantiasa memiliki kerinduan dekat dengan TUHAN, berdoa, memuji dan menyembah
TUHAN.
2. Mengimpartasikan kerinduan akan TUHAN kepada orang lain.
Setelah Tabut dibawa kembali dari
rumah Obed-Edom, Daud tidak menempatkannya dalam kemah pertemuan yang di Silo,
melainkan membangunkan sebuah pondok dan meletakkan Tabut itu disana (2 Sam
6:17), serta menugaskan para imam penjaga pintu serta imam pemuji penyembah
dari suku Lewi dan Yehuda.
Ini adalah hal yang sangat revolusioner dan tidak lazim, namun
berdampak pada restorasi penyembahan kepada TUHAN. Dalam kemah pertemuan (Kemah
Suci) hanya imam besar yang dapat mengakses kepada tabut, 1 kali setahun, tapi
di kemah yang dibentangkan Daud, semua orang bisa mengakses (melihat dan berada
dekat Tabut).
3. Melakukan kehendak TUHAN pada zamannya.
Setelah Saul disingkirkan, Allah
mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku
telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang
melakukan segala kehendak-Ku. (Kis 13:22)
Kalau kita menghidupi DNA Restorasi Pondok Daud, membangun
keintiman dengan TUHAN, kita akan peka dengan apa yang menjadi kehendak TUHAN
dan melakukannya pada zaman ini.
Apa kehendak TUHAN pada zaman now? Pentakosta ketiga,
penyelesaian amanat agung! Mari bangun keintiman dengan TUHAN dan tuntaskan
amanat agung. (DL)
Youth Oktober 2019 #1 - YESUS MENGAJARKAN KITA UNTUK MENGENDALIKAN DIRI
YESUS MENGAJARKAN KITA UNTUK MENGENDALIKAN DIRI
(SELF CONTROL VS SELF INDULGENCE PART 1)
Bahan Bacaan
Galatia 5:22-23, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum y yang menentang hal-hal itu.”
Penjelasan Materi:
Youthers, dalam Galatia 5:23, “pengendalian diri” berasal dari
kata egkateria yang dalam bahasa Yunani berarti memiliki kuasa, kekuatan,
menguasai dan mengendalikan diri. Oleh karena itu kata pengendalian diri
berarti dapat menguasai keinginan dan kemauan diri sendiri yang diaplikasikan
dalam tindakan ketaatan, penyerahan diri dan hidup yang tidak kompromi terhadap
dosa. Dari pengertian tersebut, kita dapat belajar dari kisah Pencobaan Yesus
di Padang Gurun dalam Injil Matius 4:1-11, yang menceritakan bagaimana Yesus
menunjukkan bahwa Ia dapat mengendalikan dirinya walaupun sedang berpuasa
selama 40 hari.
Perlu kita ketahui Youthers, bahwa kata Padang Gurun dalam Perjanjian
Lama disebut Yeshimmon yang berarti tempat pembinasaan. Nama ini sesuai dengan
kondisi padang gurun yang tandus, kering dan serba sulit. Orang yang berada di
sana tanpa persiapan akan mengalami kesulitan bahkan kebinasaan. Jadi pastinya
Youthers dapat membayangkan tempat sulit semacam inilah Yesus dicobai oleh
iblis, dengan segala tipu muslihatnya, ia terus menggoda dan berusaha
menjatuhkan Yesus agar melakukan dosa dan kesalahan. Kabar baiknya adalah,
sekalipun godaan iblis begitu besar dan menggiurkan di mata manusia, tetapi
Yesus mampu bertahan pada prinsip kebenaran Firman Tuhan. Yesus mampu
mengendalikan diriNya, kemauanNya seturut dengan kehendak BapaNya.
Mengubah Batu Menjadi Roti
Di padang gurun Yesus dicobai untuk memakai kuasa-Nya bagi kepentingan
diri sendiri. Ini yang justru ditolak oleh Yesus dengan mengatakan, "Ada
tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang
keluar dari mulut Allah” Yesus mampu
mengendalikan rasa laparNya dan tidak berbuat dosa karena Ia kuat pada Firman
Tuhan
Yesus disuruh Terjun dari Bubungan Atap
Kalau Yesus mau menjatuhkan diri, Dia akan dipuji dan dikagumi
karena memiliki kuasa mungkin juga akan menjadi terkenal karena tidak mungkin
akan mati. Tapi Yesus menolak godaan iblis itu, Ia bukan pribadi yang gila akan
kehormatan dan popularitas. Lagi-lagi Yesus mampu mengendalikan diriNya dari
tawaran iblis itu.
Yesus diminta Uuntuk Sujud menyembah iblis
Ini godaan untuk menjual harga diri demi kekuasaan, asalkan
Yesus mau menyembah iblis itu, namun dengan tegas Yesus menjawab, “Enyahlah,
Iblis. Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!
Youthers, kita sudah sama-sama memahami dengan sangat jelas
bagaimana sikap Yesus terhadap pencobaan dalam hidup-Nya. Ia memutuskan untuk
tidak kompromi terhadap kejahatan dan dosa. Inilah pengendalian diri Yesus yang
patut kita teladani.
Bahan Diskusi : Seperti Yesus, kita pun mengalami banyak
godaan dalam kehidupan kita. Apakah kita berani bersikap seperti Yesus: tegas,
tidak tawar-menawar atau pun berkompromi? Ataukah kita masih punya jalan lain?
Umum Oktober 2019 #1 - Menghidupi DNA Restorasi Pondok Daud
MENGHIDUPI DNA RESTORASI PONDOK DAUD
Sejak awal, TUHAN memanggil Gembala Jemaat Induk/Gembala
Pembina kita dengan panggilan yang spesifik, yakni Restorasi Pondok Daud,
inilah yang kemudian menjadi DNA (ciri khusus) dari gereja kita, keluarga besar
GBI Jl. Jend. Gatot Soebroto.
Sama seperti halnya DNA secara jasmani menurun kepada
keturunan secara jasmani/lahiriah, demikian juga dengan 'DNA rohani' menurun
kepada 'keturunan secara rohani' atau anak-cucu rohani.
Gembala Jemaat Induk/Gembala Pembina telah menjadi teladan
bagi kita semua bagaimana menghidupi DNA Restorasi Pondok Daud, dengan cara
hidup intim dengan Tuhan Yesus, dalam hubungan yang tak putus selama 24 jam
sehari dalam doa, pujian, penyembahan serta Firman Tuhan.
Dalam Alkitab banyak terdapat orang-orang yang menghidupi
Restorasi Pondok Daud (memiliki kehidupan yang intim/akrab dengan TUHAN), salah
satunya adalah Maria. Bagaimana ciri orang yang menghidupi DNA Restorasi Pondok
Daud?
1. Tahu memilih yang terbaik.
Tetapi Tuhan menjawabnya:
"Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik,
yang tidak akan diambil dari padanya." (Lukas 10:41-42).
Hidup selalu menawarkan
pilihan-pilihan kepada kita. Dibutuhkan kebijaksanaan untuk memilih mana yang
terbaik dari beberapa pilihan yang baik, agar kita tidak terjebak dalam pilihan
yang salah.
Maria dan Marta memiliki pilihan saat Tuhan Yesus datang
berkunjung ke rumah mereka, apakah menjamu Yesus dengan berbagai hidangan
sebagaimana layaknya memperlakukan tamu yang datang, atau memanfaatkan
kesempatan yang besar dan singkat itu untuk duduk dekat kaki Tuhan Yesus dan
mendengarkan pengajaran-Nya.
Marta memilih melakukan yang baik dengan berupaya menyajikan
hidangan untuk menjamu Tuhan Yesus. Tapi Maria memilih yang terbaik, sebab
kesempatan dikunjungi oleh Yesus dan mendengarkan pengajaran-Nya secara
langsung, intens dan private (hanya beberapa orang saja) adalah sebuah
kesempatan langka yang belum tentu terulang lagi.
Kadang pilihan yang sama juga kita alami, antara sibuk dalam
pekerjaan dan tugas-tugas pelayanan atau duduk dan menikmati hadirat dan
lawatan Tuhan, antara larut dalam kesibukan bisnis/pekerjaan atau
menginvestasikan waktu yang berharga bersama keluarga. Semuanya adalah pilihan.
orang yang menghidupi DNA, yang intim dengan TUHAN pasti tahu memilih mana yang
terbaik dalam hidupnya.
2. Bertindak tepat disaat yang tepat.
Dan sambil berpaling kepada
perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku
masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku,
tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya
mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia
meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. (Lukas 7:44-46)
Sebab dengan mencurahkan minyak
itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. (Matius 26:12)
Dalam beberapa kesempatan, Tuhan Yesus menyampaikan kepada
murid-murid-Nya tentang kematian-Nya. Namun entah mengapa dan apa yang
menyelubungi pikiran mereka sehingga mereka tidak terlalu 'aware' atau 'ngeh'
dengan hal itu. Mereka melakukan aktivitas bersama dengan Tuhan Yesus seperti
biasa. Sampai satu peristiwa, ketika Yesus dijamu makan oleh seorang Farisi dan
Maria datang membasuh kaki Yesus dengan airmata, menyekanya dengan rambutnya
serta mengurapi kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal harganya.
Bagi Yudas, itu adalah sebuah pemborosan yang tidak perlu. Tapi bagi Yesus itu
adalah hal yang paling tepat dan dilakukan disaat yang tepat, mempersiapkan
hari penguburan Yesus.
Orang yang melakukan DNA, yang intim seperti Maria, mengambil
langkah, tindakan-tindakan yang tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang lain.
melakukan yang tepat disaat yang tepat adalah salah satu kunci keberhasilan
dalam banyak aspek kehidupan kita, dan itu hanya bisa kita lakukan jika kita
memiliki kehidupan yang intim dengan TUHAN. Amin (DL)
Monday, October 14, 2019
COOL WBI Oktober 2019 - LEMARI BAJU BARU
LEMARI BAJU BARU
“Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan
dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati,
kelemahlembutan dan kesabaran”
-Kolose 3:12-
PENDAHULUAN
Wanita, setiap kita pasti mempunyai lemari pakaian begitupun
dengan kehidupan kita. Didalam lemari pakaian, model baju seperti apakah yang
kita miliki dan kita kenakan. Wanita yang dikasihi Tuhan, kita dibangun dan
digambar sesuai serupa dengan gambaran Allah, namun karena kejatuhan manusia
dalam dosa maka citra Allah dalam diri manusia menjadi rusak, untuk
mengembalikannya maka setiap kita harus lahir baru, menjadi ciptaan yang baru
mengenakan karakter Allah, namun semuanya itu tergantung pada kita apakah kita
mau mengenakan karakter Allah atau tidak.
ISI
Tuhan sudah menyiapkan lemari hidup kita yang lengkap dengan
baju-baju yang harus kita kenakan
(Kolose 3:12) yaitu karakter yang ada dalam hidup kita.
1. Belas kasihan (Amsal 14:21)
Kenakan pakaian belas kasih Yesus
pada hatimu, sebagai seorang wanita kita harus memiliki belas kasihan terhadap
orang-orang yang Tuhan taruh di sekitar kita. Tuhan Yesus memberi teladan,
hatiNya penuh dengan belas kasihan, Ia menyembuhkan orang-orang yang sakit
disekitarNya (Markus 1:41)
2. Kemurahan hati (Amsal 11:17)
Pakaian yang ke 2 adalah
kemurahan hati, kenakanlah itu pada hatimu. Kemurahan hati akan menghindarkan
kita dari iri hati. Jagalah pikiran kita dari segala yang jahat, agar hati kita
penuh kebaikan. Iri hati menjadi penyebab timbulnya berbagai macam-macam
penyakit, ini penyakit yang mudah sekali masuk dalam hati wanita. Tanpa
kemurahan hati kita sukar untuk mengampuni, ini merupakan penghalang
langkah-langkah kita dalam mengiring Tuhan (1 Yohanes 4:20), jika wanita
mengampuni maka Bapa di surga juga akan mengampuni kita (Matius 6:14).
3. Kerendahan hati (Amsal 3:34)
Pakaian yang ke 3 adalah
kerendahan hati, Tuhan Yesus menegaskan bahwa Ia lemah lembut dan rendah hati,
sehingga orang-orang yang datang kepadaNya mendapat ketenangan (Matius 11:29).
Demikian dengan kita jika kita hidup rendah hati maka hidup kita mengalirkan
ketenangan bagi sekeliling kita, dengan kerendahan hati kita menghindari
pertengkaran dan perselisihan.
4. Kelemahlembutan (Amsal 31:26)
Kelemahlembutan pakaian ke 4,
wajib dikenakan oleh setiap wanita. Melalui kelemahlembutan pergumulan yang
sekeras apapun dapat dicairkan. Kelemahlembutan adalah buah roh yang harus kita
hasilkan dalam kehidupan (Galatia 5:23).
5. Kesabaran (Pengkhotbah 10:4)
Wanita, hendaklah kesabaran
menjadi pakaian yang selalu kita kenakan, karena dengan kesabaran kita
terhindar dari banyak kebodohan dan kesalahan yang besar. Keberhasilan adalah
buah dari kesabaran, banyak keluarga yang dimenangkan dalam Tuhan karena
seorang wanita yang berdoa dengan tidak jemu-jemu didalam kesabaran menantikan
waktu Tuhan. Ingatlah kesabaran adalah buah roh yang harus kita hasilkan dalam
kehidupan kita (Galatia 5:22).
PENUTUP
Wanita Allah ! Jagalah selalu lemari pakaianmu yaitu hidupmu
dengan belas kasihan, kemurahan hati, kerendahan hati, kelemahlembutan dan
kesabaran maka wanita bisa menjadi alatNya untuk membawa jiwa-jiwa bagi Tuhan
Yesus.
COOL Umas Oktober 2019 - KEDATANGAN TUHAN SEPERTI PENCURI
KEDATANGAN TUHAN SEPERTI PENCURI
“karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang
seperti pencuri pada malam”
-1 Tesalonika 5:2-
PENDAHULUAN
Umas ! kita sering sekali mendengar melalui khotbah didalam
kebaktian minggu tentang kedatangan Tuhan, banyak orang mengalami ketakutan juga
cemas setelah mendengar khotbah tersebut. Tidak ada seorangpun yang dapat
mengetahui kapan pencuri akan masuk ke dalam rumah kita, jika kita telah
mengetahui bahwa pencuri akan masuk, maka kita akan mengadakan persiapan untuk
mencegah pencuri tersebut. Demikian juga dengan kedatangan Tuhan Yesus tidak
ada satu orang juga yang dapat mengetahui kapan saatnya akan tiba, namun saat
ini mari kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan yang kedua
kalinya dengan hati yang penuh sukacita dan hati yang selalu berjaga-jaga.
ISI
Sikap seperti apakah yang harus kita bangun untuk
mempersiapkan diri dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya ?
1. Perhatikan kehidupan kita agar tidak seperti
orang yang tertidur (1 Tesalonika 5:4-8)
Seperti Firman Tuhan yang
tertulis didalam 1 Tesalonika 5:4-8 kehidupan seperti orang-orang siang, yang
dimaksud dengan orang-orang siang adalah menjadi pribadi yang memiliki
kehidupan tidak hidup didalam kesalahan. Ketika melakukan kesalahan atau dosa respon
dari orang-orang siang akan langsung bertobat dan sungguh-sungguh untuk kembali
hidup sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan, oleh karena itu orang-orang siang
akan memiliki terang yang dapat dilihat oleh orang lain, tidak ada
kepura-puraan dan Tuhan menemukan hati yang murni didalam kehidupan orang
tersebut. Umas, akui setiap kesalahan dan dosa yang kita perbuat, maka Tuhan
akan mengampuni kita dan Dia Tuhan yang tidak pernah mengingat-ingat kesalahan
umatnya.
2. Hidup kudus ! hanya orang-orang yang kudus,
yang dapat melihat Tuhan (Mazmur 119:1)
Ada proses untuk membangun
kehidupan yang kudus yaitu, dengan merelakan hati kita untuk selalu dibersihkan
setiap hari dari hal-hal yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Jadi, untuk
memiliki kehidupan yang kudus itu tidak instan melainkan kita harus
membangunnya setiap hari dengan membaca Firman Tuhan, berdoa, memuji, menyembah
Dia siang dan malam. Umas, baca Firman Tuhan setiap hari karena Firman itu
pelita bagi hidup kita (Mazmur 119:105).
3. Berjaga-jagalah senantiasa
Pencuri datang tiba-tiba,
demikian juga kedatangan Tuhan tidak dapat diketahui oleh siapapun. Senantiasa
berjaga-jaga dalam segala situasi, memiliki iman yang teguh kepada Tuhan dan
tidak tergoda dengan hal yang sia-sia agar kehidupan kita selalu memuliakan
nama Tuhan dimanapun kita berada. Umas, kita harus selalu hidup melekat dengan
Tuhan (Mazmur 91:14-16).
PENUTUP
Umas, mari kita selalu mempersiapkan diri untuk kedatangan
Tuhan karena waktuNya sudah sangat singkat, Tuhan akan segera menjemput kita
dan membawa kita ke rumah Bapa yang kekal.
Umum September 2019 #3 - MENYEMBAH
MENYEMBAH DENGAN "m" KECIL DAN DENGAN "M"
BESAR
"Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah
Dia dalam jemaah orang-orang saleh." -- Mazmur 149:1
"Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah
melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya"
-- Yohanes 4:34
Sebagai insan COOL tentu kita sudah sering mendengar mengenai
doa, pujian dan penyembahan. Kisah Para
Rasul 15:15-18 memberi pengertian kepada kita bahwa TUHAN akan memulihkan
Pondok Daud, yang salah satu arti utamanya adalah pemulihan doa, pujian dan
penyembahan. Melalui pengertian
tersebut, berbagai macam aktifitas kita lakukan baik pada level Gereja, level
COOL atau pada level individual.
Aktifitas-aktifitas seperti Menara Doa, Doa Keliling, Ibadah yang penuh
dinamika; gerak-tari dan nyanyian-nyanhian, dan banyak lagi lainnya. Salah satu yang paling menonjol dan menjadi
panutan banyak Gereja hari-hari ini adalah betapa demikian bergairahnya kita
untuk memuji dan menyembah TUHAN.
Mengenai 'menyembah' (doa-pujian-penyembahan), sebenarnya
memiliki 2 (dua) pengertian yang berbeda.
Kedua-duanya baik dan harus kita lakukan. Apa saja pengertian dari 'menyembah'?
1. Menyembah dalam
artian sempit ("m" kecil) yaitu menyanyi.
Kemampuan manusia untuk
menghasilkan seni budaya merupakan suatu anugrah dari TUHAN. Kitab Keluaran misalnya, mencatat bahwa
TUHAN-lah yang menganugrahkan kemampuan kepada para pembangun Kemah Suci untuk
mampu membuat berbagai perkakas yang indah dan berkarya seni tinggi. Namun dari semua seni yang dihasilkan
manusia, maka musik dan nyanyian memiliki tempat yang khusus di hati TUHAN. Musik dan nyanyian adalah seni yang TUHAN
sukai dan tetapkan untuk menjadi bentuk ekspresi penyembahan kita
kepada-Nya. Musik dan nyanyian juga
adalah suatu bentuk seni yang dapat dilakukan oleh semua orang dan bersifat
universal oleh karena ada disemua suku/budaya manusia. Kita bermain musik dan melantunkan nyanyian-nyanyian
pujian dan pengagungan kepada TUHAN dalam berbagai ibadah kita.
Satu hal yang harus kita ingat adalah bahwa tidak berarti
menyanyikan lagu-lagu rohani artinya kita sudah otomatis menyembah TUHAN. Kita harus jujur pada diri kita sendiri, pada
saat kita menyanyikan lagu-lagu rohani apakah untuk diri kita sendiri (karena
nadanya enak, karena lagi nge-trend, karena sepertinya cocok dengan suasana
hati saat itu) atau kita menyanyikan lagu-lagu rohani tersebut untuk TUHAN? Sukacita dan keteduhan hati yang sejati
bukanlah berasal dari lagu-lagu yang "enak" tetapi karena kita
menaikkan nyanyian kepada TUHAN. TUHAN
disukakan dengan nyanyian yang kita persembahkan kepada-Nya, dan sukacita TUHAN
itulah yang dilimpahkan kepada kita.
Kita menyanyikan lagu-lagu rohani bukan karena situasi atau kondisi
hati, tetapi karena kita mau menaikkan hal itu kepada TUHAN yang sudah dan
sangat mengasihi kita.
Pemazmur dalam ayat yang kita baca diatas (Maz 149:1)
mengingatkan kita agar lagu-lagu yang kita kumandangkan agar kita persembahkan
kepada TUHAN! Di dalam pertemuan COOL,
dalam berbagai ibadah di Gereja atau persekutuan, nyanyikanlah lagu-lagu rohani
untuk memuji dan menyembah Dia.
2. Menyembah dalam artian luas ("M"
besar) yaitu menyenangkan hati TUHAN dengan cara taat kepada-Nya.
Dalam arti yang lebih luas,
menyembah bukan sekedar bernyanyi untuk TUHAN, tetapi mempersembahkan hidup ini
untuk menyenangkan hati TUHAN, yaitu dengan taat melakukan apa yang TUHAN
perintahkan kepada kita melalui Firman-Nya (Roma 12:1) maupun visi yang Roh
Kudus sampaikan kepada para hamba-hamba-Nya (Amos 3:7). Bacalah kedua ayat yang ada dalam kurung
diatas. Bukti utama bahwa kita
benar-benar mengasihi dan menyembah TUHAN adalah melakukan hal yang sama
sebagaimana Yesus lakukan yaitu melakukan kehendak Bapa, sebagaimana Ia katakan
dalam Yohanes 4:34 yang telah kita baca diatas.
Firman TUHAN mencatat apa yang Ia kehendaki secara umum, sementara visi
yang Roh Kudus nyatakan melalui para hamba-Nya adalah pernyataan apa yang Ia
kehendaki secara spesifik pada saat ini.
Kedua-duanya harus kita perhatikan dan lakukan. Hari-hari ini, pesan yang sangat kuat dari
TUHAN adalah bahwa kita harus menjalankan Amanat Agung TUHAN Yesus (Matius
28:18-20, Markus 16:15-18) dengan kuasa Roh Kudus (Kisah 1:8) yaitu dalam
urapan yang baru: Pentakosta Ketiga.
Saudara, mengenai menyembah, maka adalah penting kita
melakukan Point No.1 dan No.2. Kita
tidak bisa mengklaim, misalnya, bahwa yang No.2 lebih penting dari No.1 atau
sebaliknya. Kedua-duanya harus kita
lakukan, karena itulah yang TUHAN kehendaki dan senang apabila kita
melakukannya. Sembahlah Dia dengan musik
dan nyanyian, sembahlah Dia dengan hidup melakukan dan berpadanan dengan
Firman-Nya. Amin! (CS)
Saturday, October 12, 2019
Pastor Message Pdt DR Ir Niko Nyotorahardjo Oktober 2019
Tuesday, October 1, 2019
COOL WBI September 2019 - KUASA DARI PERKATAAN
KUASA DARI PERKATAAN
“Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut
ucapanmu pula engkau akan dihukum”
-Matius 12:37-
PENDAHULUAN
ISI
1. Hidup dan mati dikuasai lidah (Amsal 18:21)
Pada saat wanita mengeluarkan
perkataan berkat, maka berkat itu akan membangun dan menguatkan setiap orang
yang mendengarnya sehingga kehidupan pribadi kita pun selalu menyenangkan hati
Tuhan, namun ketika kita mengucapkan perkataan yang mengandung kutuk maka kutuk
itu menjadi seperti racun yang menyebar ke seluruh syaraf sehingga melemahkan
orang lain yang mendengarnya juga berdampak negatif pada kehidupan kita.
Wanita! Gemakan perkataan yang baik agar kehidupan kita dapat mengalami dan
juga menikmati segala hal yang baik, mari jagalah perkataan kita.
2. Orang-orang yang baik menyuarakan hal-hal yang
baik dari perbendaharaannya yang baik (Matius 12:35)
Wanita! Setiap perkataan yang
keluar dari mulut kita selalu berasal dari perbendaharaan hati kita. Ingatlah
apabila kata-kata kita menyakitkan hati orang lain, tidak jujur, memfitnah
orang lain, mengutuki, ataupun kata-kata negatif lainnya keluar dari mulut kita
maka itulah hati kita, karena kata-kata yang keluar merupakan cerminan hati
kita. Firman Tuhan berkata bahwa perkataan berasal dari perbendaharaan hati
kita, maka jika kita mengatakan perkataan berkat berarti hati kita baik, namun
sebaliknya jika perkataan kita tidak menjadi berkat berarti hati kita jahat.
Ini sangat penting wanita karena dengan perkataan kita dapat menyelamatkan
banyak jiwa atau sebaliknya.
3. Perkataan mulut orang yang berhikmat menarik
tetapi bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri (Pengkhotbah 10:12)
Perkataan orang berhikmat pasti
membangun, menguatkan, mendidik dan bermanfaat bukan hanya untuk dirinya
sendiri tetapi juga menguatkan orang lain. Perkataan orang bodoh mengeluarkan
kata-kata negatif, kutuk dan hasilnya kata-kata tersebut akan kembali dan
menelan orang itu sendiri. Wanita, setiap perkataan itu berpengaruh terhadap
diri kita bahkan orang lain, maka dari itu berhati-hatilah dengan perkataanmu
dan jadilah wanita yang berhikmat.
PENUTUP
Subscribe to:
Posts (Atom)