Monday, October 14, 2019

Umum September 2019 #3 - MENYEMBAH


MENYEMBAH DENGAN "m" KECIL DAN DENGAN "M" BESAR

"Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh." -- Mazmur 149:1

"Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya" -- Yohanes 4:34
Sebagai insan COOL tentu kita sudah sering mendengar mengenai doa, pujian dan penyembahan.  Kisah Para Rasul 15:15-18 memberi pengertian kepada kita bahwa TUHAN akan memulihkan Pondok Daud, yang salah satu arti utamanya adalah pemulihan doa, pujian dan penyembahan.  Melalui pengertian tersebut, berbagai macam aktifitas kita lakukan baik pada level Gereja, level COOL atau pada level individual.  Aktifitas-aktifitas seperti Menara Doa, Doa Keliling, Ibadah yang penuh dinamika; gerak-tari dan nyanyian-nyanhian, dan banyak lagi lainnya.  Salah satu yang paling menonjol dan menjadi panutan banyak Gereja hari-hari ini adalah betapa demikian bergairahnya kita untuk memuji dan menyembah TUHAN.
Mengenai 'menyembah' (doa-pujian-penyembahan), sebenarnya memiliki 2 (dua) pengertian yang berbeda.  Kedua-duanya baik dan harus kita lakukan.  Apa saja pengertian dari 'menyembah'?

1.  Menyembah dalam artian sempit ("m" kecil) yaitu menyanyi.

Kemampuan manusia untuk menghasilkan seni budaya merupakan suatu anugrah dari TUHAN.  Kitab Keluaran misalnya, mencatat bahwa TUHAN-lah yang menganugrahkan kemampuan kepada para pembangun Kemah Suci untuk mampu membuat berbagai perkakas yang indah dan berkarya seni tinggi.  Namun dari semua seni yang dihasilkan manusia, maka musik dan nyanyian memiliki tempat yang khusus di hati TUHAN.  Musik dan nyanyian adalah seni yang TUHAN sukai dan tetapkan untuk menjadi bentuk ekspresi penyembahan kita kepada-Nya.  Musik dan nyanyian juga adalah suatu bentuk seni yang dapat dilakukan oleh semua orang dan bersifat universal oleh karena ada disemua suku/budaya manusia.  Kita bermain musik dan melantunkan nyanyian-nyanyian pujian dan pengagungan kepada TUHAN dalam berbagai ibadah kita.

Satu hal yang harus kita ingat adalah bahwa tidak berarti menyanyikan lagu-lagu rohani artinya kita sudah otomatis menyembah TUHAN.  Kita harus jujur pada diri kita sendiri, pada saat kita menyanyikan lagu-lagu rohani apakah untuk diri kita sendiri (karena nadanya enak, karena lagi nge-trend, karena sepertinya cocok dengan suasana hati saat itu) atau kita menyanyikan lagu-lagu rohani tersebut untuk TUHAN?  Sukacita dan keteduhan hati yang sejati bukanlah berasal dari lagu-lagu yang "enak" tetapi karena kita menaikkan nyanyian kepada TUHAN.  TUHAN disukakan dengan nyanyian yang kita persembahkan kepada-Nya, dan sukacita TUHAN itulah yang dilimpahkan kepada kita.  Kita menyanyikan lagu-lagu rohani bukan karena situasi atau kondisi hati, tetapi karena kita mau menaikkan hal itu kepada TUHAN yang sudah dan sangat mengasihi kita.
Pemazmur dalam ayat yang kita baca diatas (Maz 149:1) mengingatkan kita agar lagu-lagu yang kita kumandangkan agar kita persembahkan kepada TUHAN!  Di dalam pertemuan COOL, dalam berbagai ibadah di Gereja atau persekutuan, nyanyikanlah lagu-lagu rohani untuk memuji dan menyembah Dia.

2.  Menyembah dalam artian luas ("M" besar) yaitu menyenangkan hati TUHAN dengan cara taat kepada-Nya.

Dalam arti yang lebih luas, menyembah bukan sekedar bernyanyi untuk TUHAN, tetapi mempersembahkan hidup ini untuk menyenangkan hati TUHAN, yaitu dengan taat melakukan apa yang TUHAN perintahkan kepada kita melalui Firman-Nya (Roma 12:1) maupun visi yang Roh Kudus sampaikan kepada para hamba-hamba-Nya (Amos 3:7).  Bacalah kedua ayat yang ada dalam kurung diatas.  Bukti utama bahwa kita benar-benar mengasihi dan menyembah TUHAN adalah melakukan hal yang sama sebagaimana Yesus lakukan yaitu melakukan kehendak Bapa, sebagaimana Ia katakan dalam Yohanes 4:34 yang telah kita baca diatas.  Firman TUHAN mencatat apa yang Ia kehendaki secara umum, sementara visi yang Roh Kudus nyatakan melalui para hamba-Nya adalah pernyataan apa yang Ia kehendaki secara spesifik pada saat ini.  Kedua-duanya harus kita perhatikan dan lakukan.  Hari-hari ini, pesan yang sangat kuat dari TUHAN adalah bahwa kita harus menjalankan Amanat Agung TUHAN Yesus (Matius 28:18-20, Markus 16:15-18) dengan kuasa Roh Kudus (Kisah 1:8) yaitu dalam urapan yang baru: Pentakosta Ketiga.

Saudara, mengenai menyembah, maka adalah penting kita melakukan Point No.1 dan No.2.  Kita tidak bisa mengklaim, misalnya, bahwa yang No.2 lebih penting dari No.1 atau sebaliknya.  Kedua-duanya harus kita lakukan, karena itulah yang TUHAN kehendaki dan senang apabila kita melakukannya.  Sembahlah Dia dengan musik dan nyanyian, sembahlah Dia dengan hidup melakukan dan berpadanan dengan Firman-Nya. Amin! (CS)


PENTAKOSTA KE 3

PENTAKOSTA KE 3

SENIMENULISISIHATITUHAN

JADWAL IBADAH

JADWAL IBADAH