MENYEMBAH DENGAN "m" KECIL DAN DENGAN "M"
BESAR
"Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah
Dia dalam jemaah orang-orang saleh." -- Mazmur 149:1
"Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah
melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya"
-- Yohanes 4:34
Sebagai insan COOL tentu kita sudah sering mendengar mengenai
doa, pujian dan penyembahan. Kisah Para
Rasul 15:15-18 memberi pengertian kepada kita bahwa TUHAN akan memulihkan
Pondok Daud, yang salah satu arti utamanya adalah pemulihan doa, pujian dan
penyembahan. Melalui pengertian
tersebut, berbagai macam aktifitas kita lakukan baik pada level Gereja, level
COOL atau pada level individual.
Aktifitas-aktifitas seperti Menara Doa, Doa Keliling, Ibadah yang penuh
dinamika; gerak-tari dan nyanyian-nyanhian, dan banyak lagi lainnya. Salah satu yang paling menonjol dan menjadi
panutan banyak Gereja hari-hari ini adalah betapa demikian bergairahnya kita
untuk memuji dan menyembah TUHAN.
Mengenai 'menyembah' (doa-pujian-penyembahan), sebenarnya
memiliki 2 (dua) pengertian yang berbeda.
Kedua-duanya baik dan harus kita lakukan. Apa saja pengertian dari 'menyembah'?
1. Menyembah dalam
artian sempit ("m" kecil) yaitu menyanyi.
Kemampuan manusia untuk
menghasilkan seni budaya merupakan suatu anugrah dari TUHAN. Kitab Keluaran misalnya, mencatat bahwa
TUHAN-lah yang menganugrahkan kemampuan kepada para pembangun Kemah Suci untuk
mampu membuat berbagai perkakas yang indah dan berkarya seni tinggi. Namun dari semua seni yang dihasilkan
manusia, maka musik dan nyanyian memiliki tempat yang khusus di hati TUHAN. Musik dan nyanyian adalah seni yang TUHAN
sukai dan tetapkan untuk menjadi bentuk ekspresi penyembahan kita
kepada-Nya. Musik dan nyanyian juga
adalah suatu bentuk seni yang dapat dilakukan oleh semua orang dan bersifat
universal oleh karena ada disemua suku/budaya manusia. Kita bermain musik dan melantunkan nyanyian-nyanyian
pujian dan pengagungan kepada TUHAN dalam berbagai ibadah kita.
Satu hal yang harus kita ingat adalah bahwa tidak berarti
menyanyikan lagu-lagu rohani artinya kita sudah otomatis menyembah TUHAN. Kita harus jujur pada diri kita sendiri, pada
saat kita menyanyikan lagu-lagu rohani apakah untuk diri kita sendiri (karena
nadanya enak, karena lagi nge-trend, karena sepertinya cocok dengan suasana
hati saat itu) atau kita menyanyikan lagu-lagu rohani tersebut untuk TUHAN? Sukacita dan keteduhan hati yang sejati
bukanlah berasal dari lagu-lagu yang "enak" tetapi karena kita
menaikkan nyanyian kepada TUHAN. TUHAN
disukakan dengan nyanyian yang kita persembahkan kepada-Nya, dan sukacita TUHAN
itulah yang dilimpahkan kepada kita.
Kita menyanyikan lagu-lagu rohani bukan karena situasi atau kondisi
hati, tetapi karena kita mau menaikkan hal itu kepada TUHAN yang sudah dan
sangat mengasihi kita.
Pemazmur dalam ayat yang kita baca diatas (Maz 149:1)
mengingatkan kita agar lagu-lagu yang kita kumandangkan agar kita persembahkan
kepada TUHAN! Di dalam pertemuan COOL,
dalam berbagai ibadah di Gereja atau persekutuan, nyanyikanlah lagu-lagu rohani
untuk memuji dan menyembah Dia.
2. Menyembah dalam artian luas ("M"
besar) yaitu menyenangkan hati TUHAN dengan cara taat kepada-Nya.
Dalam arti yang lebih luas,
menyembah bukan sekedar bernyanyi untuk TUHAN, tetapi mempersembahkan hidup ini
untuk menyenangkan hati TUHAN, yaitu dengan taat melakukan apa yang TUHAN
perintahkan kepada kita melalui Firman-Nya (Roma 12:1) maupun visi yang Roh
Kudus sampaikan kepada para hamba-hamba-Nya (Amos 3:7). Bacalah kedua ayat yang ada dalam kurung
diatas. Bukti utama bahwa kita
benar-benar mengasihi dan menyembah TUHAN adalah melakukan hal yang sama
sebagaimana Yesus lakukan yaitu melakukan kehendak Bapa, sebagaimana Ia katakan
dalam Yohanes 4:34 yang telah kita baca diatas.
Firman TUHAN mencatat apa yang Ia kehendaki secara umum, sementara visi
yang Roh Kudus nyatakan melalui para hamba-Nya adalah pernyataan apa yang Ia
kehendaki secara spesifik pada saat ini.
Kedua-duanya harus kita perhatikan dan lakukan. Hari-hari ini, pesan yang sangat kuat dari
TUHAN adalah bahwa kita harus menjalankan Amanat Agung TUHAN Yesus (Matius
28:18-20, Markus 16:15-18) dengan kuasa Roh Kudus (Kisah 1:8) yaitu dalam
urapan yang baru: Pentakosta Ketiga.
Saudara, mengenai menyembah, maka adalah penting kita
melakukan Point No.1 dan No.2. Kita
tidak bisa mengklaim, misalnya, bahwa yang No.2 lebih penting dari No.1 atau
sebaliknya. Kedua-duanya harus kita
lakukan, karena itulah yang TUHAN kehendaki dan senang apabila kita
melakukannya. Sembahlah Dia dengan musik
dan nyanyian, sembahlah Dia dengan hidup melakukan dan berpadanan dengan
Firman-Nya. Amin! (CS)