Monday, July 9, 2018

Youth Juli 2018 Minggu 2


KEBAIKAN

Bahan Bacaan
Filipi 4:5b, “..Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! “

Penjelasan Materi

Youthers, pada Minggu kedua ini, kita membahas mengenai kebaikan. Kebaikan erat kaitannya dengan kemurahan hati yang sudah kita bahas pada Minggu 1 yang lalu.

Kebaikan berasal dari kata Yunani, αγαθωσυνη - agathôsunê yang berasal dari kata sifat αγαθος - agathos yang berarti  baik, bagus, berguna, dll.  Youthers, lebih dalam lagi kita harus mengerti tentang arti dari kebaikan sebagai buah dari Roh Kudus ini, bukan berarti dengan memiliki kebaikan, kita menjadi orang yang pasrah, tidak tegas dan tidak berani ambil sikap terhadap sesuatu hal yang salah yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

 Jika kita kembali pada asal kata Yunani Agathosune, kebaikan yang dimaksud dalam buah roh di sini  mengandung unsur memperbaiki dan mendisiplin agar orang lain lebih baik. Menurut William Barclay, Agathosune berarti kebaikan dalam pengertian yang luas, yaitu “kebajikan yang tersedia dalam segala perkara”. Di dalamnya terkandung unsur ketegasan dan disiplin. Barclay menjelaskan bahwa Yesus menunjukkan salah satu sikap  kebaikan-Nya (agathosune),  ketika Ia mengadakan pembersihan di Bait Allah serta mengusir mereka yang menjadikan tempat itu seperti pasar.

Jadi Youthers, ketika Roh Kudus menaruh buah kebaikan dalam hati kita, bukan berarti kita kompromi terhadap dosa, bukan berarti kita tidak bisa marah terhadap sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Sejauh sikap yang kita tunjukkan adalah untuk memperbaiki sesuatu kembali ke jalan sesuai Firman Tuhan, maka ketegasan dan “kemarahan” kita terhadap hal tidak benar juga adalah bagian dari kebaikan, selama kita mempergunakan kasih di dalamnya. Kasih orang Kristen adalah kasih yang mengusahakan kebaikan bagi orang lain. Tindakan kasih yang tidak mengandung disiplin tidak akan menghasilkan kebaikan, sebaliknya ketika tindakan kasih kita mengandung pendisplinan dan arahan yang jelas untuk hidup sesuai Firman Tuhan, maka kebaikan akan dihasilkan.

Bahan Diskusi
Dalam kehidupan sehari-hari, kebaikan  seperti apa sajakah yang dapat kita berikan kepada sesama kita? Apakah kita sudah hidup dengan kebaikan? Hal apa saja yang membuat kita sulit untuk mempraktekkan kebaikan terhadap sesama?

Youth Juli 2018 Minggu 1

KEMURAHAN

Bahan Bacaan

Lukas 6:36, "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
Penjelasan Materi

Youthers, perlu kita ketahui bahwa kata “Kemurahan” dalam Galatia 5:22 berasal dari bahasa Yunani chrēstotēs yang berarti bukan hanya kebaikan sebagai suatu sifat kemurnian hati, tetapi juga sebagai kecenderungan untuk bersifat dan bersikap ramah, penuh kelemahlembutan, belas kasihan dan sikap yang manis. King James Version menerjemahkannya dengan "kindness; good; dan gentleness" yang merujuk pada kebaikan Allah di dalam Kristus Yesus (Rm 2:4; 11:22; Ef 2:7; Tit 3:4; 1 Pet 2:3). Sepanjang hidup dan pelayanannya, Yesus telah memberikan teladan kepada kita bagaimana hidup dengan kemurahan dan kebaikan hati kepada banyak orang termasuk mereka yang tidak menyukai dan membencinya.

Harus kita pahami Youthers, bahwa dengan memiliki kemurahan hati bukan berarti kita memiliki sikap hidup yang “murahan”, tetapi kemurahan hati adalah sebuah karakter yang Roh Kudus berikan untuk kita dapat bersikap baik, mengampuni, mengalah dalam perbantahan, rela berkorban untuk orang lain. Bahkan termasuk kepada mereka yang tidak menyenangkan sekalipun, kita dimampukan untuk menolong dengan tulus. Kemurahan hati memampukan kita berempati merasakan apa yang orang lain rasakan dengan disertai tindakan nyata untuk membantu menyelesaikan pergumulan atau persoalan yang mereka hadapi, dengan memberi sesuatu  dalam bentuk apapun dengan rela hati tanpa menuntut balasan.

Bagaimana dengan kita hari-hari ini Youthers? Sudahkah kita memiki kemurahan hati itu? Mintalah Roh Kudus untuk memimpin hidup kita. Percaya bahwa hidup kita pasti berbuah dan kita dapat semakin peka terhadap kebutuhan dasar sesama kita. Biarlah kemurahan hati ini kita lakukan hanya untuk kemuliaan Tuhan saja, sebagai tanda kasih kita kepada Dia yang sudah begitu mengasihi kita.

Bahan Diskusi
1.  Dalam kehidupan sehari-hari, kemurahan hati seperti apa sajakah yang dapat kita berikan kepada sesama kita?
2. Apakah kita sudah hidup dengan kemurahan hati?
3. Hal apa saja yang membuat kita sulit untuk mempraktekkan kemurahan hati terhadap sesama?

Umum Juli 2018 #2 - Sisi lain dari goncangan


SISI LAIN DARI GONCANGAN

Goncangan adalah sebuah peristiwa atau kejadian atau situasi yang mengejutkan, tidak direncanakan dan tidak terduga sebelumnya. baik itu terkait kondisi alam, ekonomi, sosial politik. Berbentuk krisis, bencana, atau konflik.

Tidak ada seorangpun yang ingin mengalami goncangan. Goncangan menjadi sebuah momok yang menakutkan, yang dengan segala upaya dan doa senantiasa diusahakan dihindari oleh banyak orang. Tapi ada kabar baik buat kita : "Tidak ada seorang pun yang dapat mengelak atau terhindar dari goncangan". Goncangan terjadi tanpa menunggu kesiapan kita.

Sekalipun memiliki dampak negatif yang merusak, namun Tuhan mengijinkan goncangan itu terjadi. itu sebabnya kita harus dapat melihat sisi lain dari goncangan. melihat dan memaknai goncangan dari sudut pandang Firman TUHAN.

1. Goncangan terjadi agar tinggal tetap yang tidak tergoncangkan (Ibrani 12:26-28)

Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

Melalui goncangan yang terjadi, banyak orang akan melihat sebuah kenyataan yang tak terbantahkan bahwa Kerajaan Allah dan orang-orang yang ada di dalamnya tidak terpengaruh terhadap goncangan yang terjadi. Melalui ini TUHAN dipermuliakan dan menjadi 'jembatan' bagi orang percaya untuk memberitakan Kabar Baik dan mengajak orang lain untuk masuk dalam Kerajaan Allah.


2. Goncangan membuat murid-murid melakukan amanat agung.

Kisah Para Rasul 8:1 Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.
Apa yang terjadi paska pencurahan Roh Kudus yang dahsyat? Penuaian jiwa, Mujizat-mujizat yang dahsyat dan goncangan (baca : penganiayaan).
Penganiayaan yang terjadi kepada jenaat Tuhan membuat mereka yang selama ini berkumpul hanya di Yerusalem akhirnya tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria sambil memberitakan Injil, seperti yang menjadi pesan terakhir Tuhan Yesus sebelum terangkat ke Sorga. "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:8).
Goncangan kadang diperlukan agar umat Tuhan tidak masuk kedalam zona nyaman yang membuat mereka tidak memberitakan Injil.

3. Goncangan  menghasilkan penuaian jiwa-jiwa (Yoel 2:30-32)

"Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.  Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan TUHAN; dan setiap orang yang dipanggil TUHAN akan termasuk orang-orang yang terlepas." 

Goncangan yang menakutkan membuat  banyak orang akan bingung, takut, cemas, kuatir dan pada akhirnya berseru kepada nama TUHAN. Sebab mereka akan mengetahui bahwa yang selama ini diandalkan, diagungkan dan disembah oleh mereka ternyata tidak dapat menolong dan menyelamatkan mereka.
Bersiaplah untuk goncangan yang besar, bersiaplah untuk penuaian jiwa terbesar dan terakhir sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali.

Umum Juli 2018 #1 - Rambu-rambu dalam perjalanan kerohanian kita.

RAMBU-RAMBU DALAM PERJALANAN KEROHANIAN KITA


Selama hidup di dunia, kita menjalani sebuah perjalanan panjang, perjalanan kerohanian sampai Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua. Perjalanan itu dimulai sesaat setelah kita lahir baru: bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Untuk memastikan kita selamat sempurna sampai kepada tujuan kekal kita yakni tinggal selama-lamanya bersama dengan Tuhan Yesus di langit dan bumi yang baru, Firman Tuhan memberikan kepada kita rambu-rambu didalam perjalanan kerohanian kita yang harus kita perhatikan dengan serius.

Sebagian orang yang menganut paham tertentu menganggap rambu-rambu tersebut sebagai ‘hukum taurat’ yang mengekang dan tidak sesuai dengan berita Injil kasih karunia, namun bagi kita yang memiliki pikiran sehat berdasarkan injil yang utuh, rambu yang Tuhan berikan adalah bentuk kasih Tuhan agar kita selamat secara sempurna dan tidak kehilangan keselamatan yang sudah kita terima dari Tuhan Yesus.

5 (Lima) Rambu yang perlu diperhatikan dalam perjalanan kerohanian kita :

1.            Hiduplah menurut hukum dan aturan TUHAN
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:21-23)


Ada dua teguran keras yang disampaikan TUHAN YESUS dalam ayat ini :
1.    Aku tidak pernah mengenal kamu!
Kata “mengenal” disini adalah ginosko, artinya mengenal secara mendalam melalui proses pergaulan hidup sehari-hari, merupakan sebuah ungkapan kata ibrani yang menggambarkan keakraban hubungan antara suami dengan isteri. Penting sekali bagi kita untuk membangun hubungan yang intim dengan Tuhan Yesus dalam kehidupan kita sehari-hari.

2.    Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
Kata “pembuat kejahatan” disini adalah anomia, artinya tidak hidup menuruti hukum dan ketetapan Tuhan. Dengan kata lain hidup bebas sekehendak hatinya, ‘sembrono’ dan ‘takabur’.
2.            Jangan Murtad!
“Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.” (Ibrani 6:4-6)

Murtad atau mengingkari iman adalah tindakan berpaling dari keselamatan, atau sering kali disebut sebagai 'menukar iman' dengan kepercayaan lain karena alasan tertentu atau karena kekecewaan. Milikilah sebuah komitmen : "Sekali Yesus tetap Yesus untuk selama-lamanya", apapun persoalan yang berupaya menghadang langkah kita tetap fokus pada Tuhan Yesus dan terus berjalan maju.

3.            Hiduplah sesuai dengan kebenaran!
“Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.” (Ibrani 10:26)
Dengan bahasa yang sederhana, kebenaran yang telah kita terima harus dilakukan. Jika kita tahu bahwa sesuatu itu dosa, jangan dilakukan!

4.            Jangan hidup dalam kedagingan!
“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (Galatia 5:19-21)
Bagi sebagaian besar orang musuh terbesar yang dihadapi adalah kedagingannya sendiri. Daging seakan menekan kita untuk dipuaskan keinginannya, namun kita yang telah menerima keselamatan harus hidup oleh Roh, sebab dengan demikian kita dapat mematikan perbuatan daging.

5.            Jadilah Pemenang!
"…Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku. Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! ... Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." (Wahyu 3:1-6)
Bagaimana kita dapat menjadi pemenang? Menyadari keadaan kita, turuti Firman Tuhan dan bertobatlah!

PENTAKOSTA KE 3

PENTAKOSTA KE 3

SENIMENULISISIHATITUHAN

JADWAL IBADAH

JADWAL IBADAH