MENGENDALIKAN DIRI ATAU MEMUASKAN DIRI, PILIH MANA?
(SELF CONTROL VS SELF INDULGENCE PART 3)
Amsal 16:32, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan,
orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota.
Penjelasan Materi
Youthers, dalam bahan bacaan kita di Amsal 16:32 dikatakakan
bahwa orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya
melebihi orang yang merebut kota. Artinya bahwa penguasaan atau pengendalian
diri merupakan syarat menjadi orang yang berkemenangan. Merebut kota artinya
menjadi pemenang. Mengendalikan diri berarti lebih dari pemenang. Tuhan rindu
setiap kita mampu menjadi pemenang atas setiap ujian, tantangan dan hambatan
yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Pernahkah ita sadari Youthers,
bahwa seringkali kita jumpai ada banyak orang Kristen yang hidupnya
menjadi 'batu sandungan' bagi orang lain karena memiliki tabiat yang
kurang terpuji, mudah marah, ucapan penuh dengan hal negatif, suka menjelekkan
orang lain, menghakimi, menggosip, meremehkan dan hal buruk lainnya. Itu
menandakan bahwasannya mereka tidak mampu mengendalikan diri. Apakah kita
justru termasuk orang-orang yang suka melakukan demikian?
Youthers, dalam hidup ini, kita akan selalu diperhadapkan
dengan dua pilihan. Mau jadi orang baik atau jahat? Mau memperkatakan hal
membangun atau menjatuhkan? Mau memaafkan atau membalas dendam? Mau
mengendalikan diri atau mau memuaskan diri dengan melakukan apa yang kita sukai
sekalipun itu bertentangan dengan Firman Tuhan? Jika kita memilih pilihan yang
sesuai dengan Firman Tuhan, mungkin kita dianggap orang lain kalah, menyerah,
tidak berani, dan sebagainya, tetapi ingat, ada hal yang jauh lebih berharga
yang kita dapatkan yaitu damai sejahera yang dari Tuhan. Sebaliknya, jika kita
memilih memuaskan keinginan daging kita dengan marah, membalas kejahatan orang
lain dengan kejahatan pula, mungkin kita akan dianggap pemberani oleh orang
lain, dianggap hebat dan tidak lemah, tapi kita kehilangan damai sejahtera
Tuhan dalam hati kita.
Bahan Diskusi :
Ketika mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, di tengah
situasi sulit dan menghadapi orang-orang yang terkadang diijinkan Tuhan untuk
membentuk dan menguji kita, mampukan kita menunjukkan sikap pengendalian diri
dan tetap memegang teguh nilai-nilai iman dan kebenaran Firman Tuhan?