Friday, May 31, 2019
Pastor Message JUNI 2019 - Pdt DR Ir. Niko Nyotorahardjo
COOL Umas Juni 2019 - UNTUK APA KUATIR
UNTUK APA
KUATIR
“Janganlah
hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”
- Filipi 4:6 -
- Filipi 4:6 -
PENDAHULUAN
Hai Umas, apakah kita sudah benar-benar
menjalani kehidupan dengan tidak kuatir lagi ? mungkin mudah sekali untuk
mengucapkan kata tidak kuatir, namun kenyataannya ketika menghadapi kehidupan
kita masih saja gelisah dalam banyak hal. Gelisah merupakan perasaan yang
membuat kita tidak tentram, merasa kuatir tidak tenang ketika menghadapi
sesuatu hal. 1 Petrus 5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya sebab Ia
yang memelihara kamu.
ISI
Umas yang dikasihi Tuhan, rasa takut ataupun
kuatir sebenarnya mengartikan bahwa kita sedang tidak mempercayai Tuhan, kita
tidak percaya pada kuasaNya, oleh sebab itu ada beberapa hal yang perlu kita
lakukan agar kita tidak lagi menjadi kuatir.
1. Bersukacita
sebagai tindakan Iman (1 Tesalonika 5:16)
Amsal 17:22a berkata “Hati yang gembira adalah
obat yang manjur” Umas, banyak orang menjadi sakit karena selalu murung dan
hati dipenuhi dengan rasa sedih karena kuatir, kekuatiran dalam hati membungkukkan
orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia (Amsal 12:25). Lawanlah
perasaan kuatir takut dengan kuasa Firman Tuhan perkataan Firman itu akan menguatkan
iman kita kepada Tuhan, sehingga kita bersukacita ditengah kekuatiran yang kita
alami. Mendekat pada Tuhan sebab Tuhan tidak pernah lalai menepati janjiNya.
2. Berdoa
sebagai tindakan percaya (1 Tesalonika 5:17)
Banyaklah berdoa karena hanya melalui doa kita bisa menyampaikan segala
persoalan kita (Yeremia 33:3). Umas, perlu kita ingat bahwa kekuatiran dalam
hati dapat menutup pintu berkat dan inilah yang diincar iblis (Yohanes 10:10)
“pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan, Aku datang
supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
3. Mengucap syukur sebagai tindakan menerima
(1 Tesalonika 5:18)
Umas, ada kuasa didalam ucapan syukur ingat
kuasa perkataan dapat membangkitkan iman kita, kata-kata Firman yang keluar
dari mulut kita mengartikan bahwa kita menerima Firman itu untuk berakar,
bertumbuh dan berbuah dalam hati kita. Mengucap syukur berarti kita setuju dan
menerima apa yang Tuhan ijinkan atau kehendaki terjadi didalam hidup kita.
PENUTUP
Umas, keteladanan imanmu membuat keturunanmu,
anak, dan cucumu bersemangat dalam Tuhan, ini adalah harta yang paling berharga
yang dapat kita wariskan (Efesus 3:20) “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh
lebih banyak dari apa yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata
dari kuasa yang bekerja didalam kita”. Oleh sebab itu untuk apa kita kuatir
karena sekarang kita tahu bahwa kuasa Tuhan akan bekerja, jauh lebih banyak
dari apa yang kita doakan dan pikirkan. Mari lakukan Firman Tuhan maka
perkara-perkara yang ajaib akan terjadi dalam hidup kita.
DOA SANG JUARA
senimenulisisihatiTuhan |
Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah
lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh merih siang itu, sebab ini adalah
babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memaerkan setiap
mobilmainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab memang begitulah
peraturannya.
Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak
istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Disbanding semua
lawannya, mobil Mark adalah yang paling tak sempurna. Beberapa anak
menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah,
memang, mobil itu tak begitu menarik.
Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu
kedip diatsnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil
mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab mobil itu buatan tangannya
sendiri.
Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaran
mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong
mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan
4 “pembalap” kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah
di antaranya. Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba
dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam,
dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa.
Lalu, semenit kemudiaan, ia berkata, “Ya, aku
siap.” Dor! Tanda tetlah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai
mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat, setiap
orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. “Ayo…ayo…cepat…cepat,
maju…maju”, begitu teriak mereka.
Ahaa… sang pemenang harus ditentukan, tali
lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Marklah pemenangnya. Ya, semuanya
senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. “Terima
kasih.”
Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum
piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya,”Hai jagoan, kamu pasti tadi
berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?” mark terdiam. “bukan, Pak, bukan
itu yang aku panjatkan,” kata mark. Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya tak adil
meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. “Aku, hanya
bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah.” Semua hadirin
terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan
yang memenuhi ruangan.
Saudara, anak-anak tampaknya lebih punya
kebijaksanaan disbanding kita semua. Mark, tidaklah memohon pada Tuhan untuk
menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon pada Tuhan untuk meluluskan dan
mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga ttak meminta Tuhan
mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang
lainnya. Namun, Mark memohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat
menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari
kekurangan dengan rasa bangga.
Mungkin seringkali kita berdoa pada Tuhan untuk
mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan
untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbabik, menjadi pemenang dalam
setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa padaTuhan untuk menghalau setiap halangan
dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuhkan adalah
bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya.
Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita ssering
lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat
perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang
berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah. Sesungguhnya,
Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang saleh.
Subscribe to:
Posts (Atom)