Saturday, November 17, 2018

Youth November Minggu 4 2018 - BEKERJASAMA DENGAN REKAN KERJA



BEKERJASAMA DENGAN REKAN KERJA

Bahan Bacaan
Ibrani 10:24, “Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.”

Penjelasan Materi
Youthers, manusia adalah makhluk sosial artinya kita tidak dapat hidup sendiri melainkan selalu membutuhkan orang lain. Pun dalam pekerjaan, kita tidak bisa bekerja sendiri dan mencapai tujuan yang diberikan bos/perusahaan, jika hanya seorang diri. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita perlu membangun kerja sama dan bersinergi dengan rekan sekerja kita agar tujuan dari bos kita/tim kita/perusahaan tempat kita bekerja berhasil dan mencapai kesuksesan.

Youthers, mungkin mudah bagi kita bekerja dan menyelesaikan tugas-tugas di kantor jika mendapat rekan kerja yang asyik, mudah diajak kerjasama, akrab dengan kita dan memiliki karekter yang baik. Namun menjadi masalah besar, apabila kita  memiliki rekan kerja yang trouble maker, sikap kerja yang tidak kooperatif, karekter yang buruk, tidak professional dan sikap tidak menyenangkan lainnya. Lalu bagaimana sikap kita sebagai pengikut Kristus ketika menghadapi rekan kerja seperti in? Dan apa tuntunan Firman Tuhan mengenai bekerja sama dengan rekan sekerja?

Pahami youthers,  bahwa salah satu kunci terpenting untuk menerima berkat Tuhan dalam pekerjaan kita adalah sika kepedulian kita terhadap orang-orang yang bekerja dengan kita. Sekalipun mereka  tak menyukai kita, berlaku buruk kepada kita, tetapi kita harus tetap menjadi teman yang baik bagi mereka. Tentu saja hal ini tidak mudah untuk kita lakukan, tetapi inilah perintah Tuhan,“Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik (Ibrani 10:24).” Tuhan menempatkan kita dalam pekerjaan kita sekarang ini untuk suatu maksud yaitu untuk belajar mengasihi. Tuhan  adalah kasih, dan Ia ingin kita menjadi seperti diri-Nya, yaitu membalasa kejahatan dengan kasih dan mampu mengampuni serta mengasihi musuh kita. Jadi ketika Tuhan menempatkan kita di sekitar orang yang tidak menyenangkan, maka Tuhan mau kita belajar mengasihi mereka.

Alkitab mendorong kita untuk membangun kerja sama sebagai sikap yang patut dicontoh dalam hidup kita bersama sebagai murid Yesus. Maka sudah seharusnya kita membangun hubungan yang baik dengan rekan sekerja kita. Dalam bekerjasama, tentu akan banyak kepala dengan berbagai macam karakter, pemikiran, keadaan hati yang tentu tidak dapat disamakan, namun kita harus dapat memiliki pengertian tanpa memaksakan kehendak, dengan begitu maka akan tercapai keinginan bersama tanpa perpecahan. Kita juga tidak perlu mengunggulkan diri sendiri  di depan rekan kerje kita, sebab hal itu akan melukai perasaan orang lain. Hindarilah  sikap merasa paling benar, tetapi biarlah kita memberikan telinga untuk bisa mendengar pendapat orang lain.

Bahan Diskusi : Apakah kita mempunyai konflik dengan teman sekerja kita? Bagaimana kita menyelesaikannya?

Youth November Minggu 3 2018 - BERSUNGGUH-SUNGGUH ATAS APA YANG KITA KERJAKAN



BERSUNGGUH-SUNGGUH ATAS APA YANG KITA KERJAKAN

Bahan Bacaan
Kolose 3:23-24, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.”

Penjelasan Materi
Youthers, pernahkah kita mendengar pengalaman atau melihat sendiri rekan kerja kita yang melakukan tugas pekerjaannya dengan ala kadarnya, malas-malasan, tidak maksimal, tidak profesional, tidak ada inisiatif, tidak mau melakukan lebih dari jobdesc yang sudah ditentukan, hitung-hitungan dalam pekerjaan yang dilakukan, bekerja terlalu santai dan hanya sungguh-sungguh ketika ada bos saja? Atau justru kita sendiri yang juga pernah memiliki sikap demikian?

Perlu kita ketahui Youthers, bahwa sikap-sikap tersebut terjadi karena ada banyak orang yang menganggap tingkat keseriusan bekerja itu berbanding lurus dengan upah yang mereka dapatkan. Mereka berpikir bahwa karena upah yang diperoleh sedikit, maka bekerja juga tidak perlu terlalu keras dan giat, melainkan cukup bekerja ala kadarnya. Berbeda jika upah yang didapat cukup besar, maka mereka bisa termotivasi bekerja lebih keras lagi, apalagi jika ada bonus-bonus serta insentif.

Mungkin tersersit pertanyaan dalam benak kita Youthers, bagaimana sikap kita seharusnya sebagai orang percaya dalam melakukan pekerjaan? Bagaimana sikap kita sebagai pengikut Kristus, jika gaji yang kita terima terlalu sedikit tetapi pekerjaan yang diberikan kepada kita terlalu banyak bahkan diluar jobdesc kita seharusnya? Pada Minggu ke-3 ini, kita akan sama-sama diingatkan bagaimana kita harus bekerja menurut firman Tuhan.

Youthers,  pada umumnya kita bekerja memang untuk mendapatkan uang agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi bekerja bukanlah semata-mata karena mengejar uang.  Kita harus memiliki paradigma bahwa Tuhan berkenan atas hidup kita, pun juga terhadap apa yang kita kerjakan.  Jadi kita harus  berpikir untuk memuliakan Tuhan atas segala hal yang kita kerjakan. Pemikiran ini akan  menjadi motivasi kita untuk bekerja sebaik mungkin dan bersungguh-sungguh tanpa melihat upah/gaji/atasan/apapun. Dasar pemikiran  inilah yang melatarbelakangi nasihat Paulus kepada jemaat di Kolose dalam bahan bacan kita  hari ini. Secara khusus, Paulus memberikan penjelasan mengenai pekerjaan para hamba. Ia menasihati mereka untuk memaknai pekerjaan mereka sebagai pelayanan kepada Tuhan yang pasti akan dibalas-Nya dengan upah surgawi. Paulus percaya bahwa dengan pemaknaan ini, mereka akan mampu mengerjakan pekerjaan mereka dengan berintegritas dan tulus hati. Maka dari itu Youthers, hendaknya kita dalam mengerjakan tugas apa pun, dapat memaknainya sebagai pelayanan yang berharga di mata Tuhan, maka percaya kita akan terdorong untuk terus berusaha mengerjakannya dengan sebaik mungkin

Bahan Diskusi  : Sudahkah kita bersungguh-sungguh atas pekerjaan kita saat ini? Apa yang menjadi tantangan kita untuk melakukan perkerjaan dengan sungguh-sunguh?

Wednesday, November 14, 2018

COOL UMAS November 2018 - TUHAN ADALAH KASIH


TUHAN ADALAH KASIH

“Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya,   tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.”
(1 Yohanes 4:16B)

PENDAHULUAN
UMAS, kasih Allah sudah terbukti ketika Bapa memberikan anakNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia dari segala dosa. Tuhan Yesus rela mati dengan cara yang tidak terhormat , Ia disiksa, dihina, dicambuk lalu disalibkan dengan sayat kesakitan. Kemudian Ia dikuburkan, dan bangkit pada hari yang ketiga mengalahkan kuasa maut agar setiap kita tidak binasa melainkan beroleh kasih dan hidup. Hanya kasih Tuhan yang akan memampukan kita serta menolong kita melalui setiap tantangan hidup ini dan oleh karena kasihNya kita disediakan tempat olehNya (Yohanes 14:6).

ISI
Kita tahu bahwa Allah adalah Kasih. KasihNya telah Ia berikan bagi kita. Oleh sebab itu, saat kita dipenuhi kasih Allah, maka :

1.  Tidak Ada Ketakutan Lagi (1 Yohanes 4:18)
Dalam menghadapi masalah apapun, kita tidak perlu takut. Apakah itu masa depan, atau tentang kehidupan kita keseluruhannya. Apapun masalah yang terjadi, Umas harus tetap memandang TUhan. Mazmur 91 perlu kit abaca setiap hari sehingga kita akan terus percaya bahwa perlindungan Tuhan nyata atas kehidupan kita. Mungkin kita mengalami sakit penyakit dan dokter sudah memvonis bahwa sakit kita tidak akan sembuh. Umas janganlah kita takut. Dia Tuhan dapat melakukan kesembuhan yang luar biasa, tetaplah percaya pada Tuhan.

3. Kita Dapat Mengasihi Saudara atau Sesama Kita (1 Yohanes 4:19)
Umas, kita dapat mengasihi Tuhan, sesama atau diri kita sendiri itu semua karena Tuhan telah lebih dulu mengasihi kita. Kasih dari Tuhan yang memampukan kita bisa mengasihi orang lain walaupun orang tersebut seringkali menyakiti kita. Umas, kita harus terus berdamai dengan orang yang ada di sekitar kita. Ingatlah bahwa TUhan telah terlebih dahulu mengasihi kita, oleh sebab itu kita pun juga harus meneladani Tuhan dengan cara mengasihi orang lain dan tidak ada dendam atau kekesalan dalam hati. Tuhan itu kasih, kita adalah anakNya maka kita pun juga harus memiliki kasihNya sehingga dapat mengasihi saudara atau sesama kita.

3. Kita Bukan Pembohong (1 Yohanes 2:4-5)
Umas, saat kita bilang kita mengenal TUhan tetapi kita tidak melakukan kebenaran firmanNya maka kita sebenarnya sedang menjadi seorang pembohong. Namun, saat kita menuruti Firman Tuhan maka kasih Tuhan ada di dalam kita sehinga akan sungguh-sungguh melakukan firmanNya. Mari Umas, janganlah kita menjadi seorang pembohong seakan-akan kita sudah melakukan kebenaranNya padahal kita tidak melakukannya. Janganlah kita terus berbohong karena itu adalah sifat dari iblis bapa segal a pendusta. Hiduplah jujur dihadapan Tuhan, intimlah denganNya maka kita akan hidup terbuka, berlaku setia serta melakukan sega kebenaranNya dengan takut dan taat kepada Tuhan.

PENUTUP
Umas, ingatlah bahwa Allah adalah Kasih, oleh sebab itu sebagai anakNya kita seharusnya memiliki kasihNya dalam hidup kita. Balaslah kasih Tuhan dengan cara hidup takut akan Tuhan dan hidup menuruti segala kebenaran firmanNya. Kasih Tuhan melenyapkan ketakutan, kasih Tuhan membuat kita dapat mengasihi saudara atau sesama kita, kasih Tuhan memampukan kita hidup tidak menjadi pembohong tapi hidup terbuka, jujur di hadapanNya.

Umas, tetap dan teruslah tinggal di dalam kasih Tuhan.

COOL WBI November 18 - PASTIKAN RUMAHMU ADA DI SORGA.



PASTIKAN RUMAHMU ADA DI SORGA.

“…Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri, idan engkau tidak tahu pada waktu, manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.”
 (Kisah Rasul 2:17)

PENDAHULUAN

Wanita yang dikasihi Tuhan, kita sudah mendengar bahwa  Pentakosta ketiga sudah sedang terjadi di Indonesia yaitu pencurahan Roh Kudus secara besar-besaran dan kita juga mempersiapkan diri untuk kedatangan Tuhan Yesuas kedua kali. Wanita kita tidak bpleh main-main lagi. Hendaklah kita harus lebuh sungguh-sungguh dengan Tuhan. Hiduplah dalam pertobatan supaya nama kita ada dalam kitab kehidupan.

Belum lama ini saya membaca kesaksian, dimana ada seseorang pernah mati dan bangkit kembali. Ia dibawa Tuhan ke Sorga dan Neraka. Dia merasakan bahwa betapa sulitnya masuk Sorga, oleh sebab itu kita harus benar-benar mempersiapkan diri.

ISI
Untuk memastikan kita memiliki rumah di Sorga, ada beberapa pesan yang akan harus kita lakukan, yaitu :

1.  Sediakan Waktu Untuk Memuji dan Menyembah Tuhan
Wanita, di Sorga hanya ada pujian dan penyembahan serta pengagungan kepada Tuhan, jadi kita harus menjadikannya sebagai gaya hidup dan hal itu harus dipersiapkan dari sekarang.
Dikatakan dalam  1 Timotius 4:7b : “… Latihlah dirimu beribadah”. Kehidupan beribadah harus dilatih setiap waktu agar kita terbiasa. Dan Roma 12:1 juga mengingatkan kita yaitu : “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,  yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Kita harus mempersembahkan hidup kita seutuhnya kepada Tuhan karena itu adalah ibadah yang sejati dihadapanNya. Mari berikan hidupmu dan sediakan waktu bagiNya.


2. Membaca dan Merenungkan Firman Tuhan
Alkitab berkata dalam Mazmur 119:105 “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku, dan terang bagi jalanku.” Wanita seberapa banyak Firman Tuhan sudah menerangi setiap jalan-jalan kehidupan kita? Yohanes 1:1 berkata “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah.” Saat kita membaca dan merenungkan firman Tuhan maka kita sedang membangun hubungan dengan Tuhan Allah kita. Ia hidup di dalam kita dan kita didalam Dia. Wanita, menjelang kedatangan Tuhan, kita lebih rajin, lebih rindu dan lebih sungguh-sungguh lagi membaca dan merenungkan Firman Tuhan agar kehidupan kita bertumbuh dengan baik.

3. Siapkan Waktu Untuk Berdoa
Kolose 4:2 berkata : “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.” Wanita jadikanlah doa sebagai sebagai gaya hidup kita setiap hari. Doa adalah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk berbicara kepadaNya. Doa yang konsisten akan memberikan kita kuasa untuk menaklukkan segala sesuatu. Matius 6:6 berkata “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi, Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Milikilah waktu berdoa secara pribadi kepada, Dia sangat merindukan kita selalu berbincang-bincang denganNya.

4. Jadilah Pemberita Injil
Wanita kita adalah pembawa kabar baik dan kesaksian. 2 Korintus 3:3 berkata “Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup,  bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”Wanita, ingatlah bahwa kita adalah surat Kristus yang ditulis oleh Roh Allah. Surat Kristus berarti surat yang membawa terang sama seperti Kristus adalah terang dunia. Kita pun seharusnya siap menjadi terang yang bisa dibaca oleh orang lain.



PENUTUP
Wanita, dihari-hari terakhir ini kita harus lebih sungguh-sungguh lagi memastikan setiap kita punya rumah di Sorga. Mari kerjakan keselamatan kita, jangan lagi menyimpan dosa, buanglah semua itu dan hiduplah dalam Kristus. Lakukan keempat hal diatas dengan penuh kerinduan akan Tuhan.

Umum November 2018 #2 - Kemerdekaan Karena Roh Allah


KEMERDEKAAN KARENA ROH ALLAH


“Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.”
(2 Kor 3:17)

Kemerdekaan adalah suatu keadaan atau kondisi dimana seseorang terbebas dari segala bentuk ikatan atau tuntutan. Dalam konteks ayat bacaan kita hari ini, tentu kemerdekaan yang dimaksud bukan saja kemerdekan secara fisik, melainkan juga kemerdekaan secara mental dan spiritual. Hanya mereka yang mengalami kemerdekaan seperti ini yang dapat mengalami pertumbuhan rohani dengan pesat. Sayangnya, tidak sedikit orang percaya yang menyadari kalau dirinya belum mengalami kemerdekaan. Mereka berpikir dengan bebas melakukan apa saja sesuai dengan kehendak hati mereka tanpa perduli apakah melanggar Firman Tuhan atau tidak, mereka sungguh-sungguh sudah merdeka. Padahal tanpa sadar apa yang mereka kira sebagai sebuah kebebasan justru merupakan ikatan dosa.

Kemerdekaan yang sejati yang dimaksudkan dalam ayat ini mencakup beberapa aspek:

1.  Merdeka dari Ikatan/Tuntutan Hukum Seremonial
Hukum ini merupakan bagian dari hukum Taurat yang memisahkan antara yang sakral dan yang duniawi, berdasarkan prinsip hukum kodrat, seperti: hukum persembahan, tentang kesakralan, proses penyucian untuk persembahan, tentang makanan, pakaian, sikap, dll. Dengan kedatangan Kristus hukum ini tidak lagi berlaku, karena Kristus sendiri adalah persembahan yang sempurna; sebab Kristus menjadi Anak Domba Allah yang dikurbankan demi menebus dosa-dosa dunia. Maka kurban sembelihan seperti yang disyaratkan di dalam Perjanjian Lama tidak lagi diperlukan, karena telah disempurnakan di dalam kurban Kristus di dalam Perjanjian Baru.

2. Merdeka dari Kungkungan Legalitas.
Penerapan hukum Taurat yang sangat mendetail seperti yang dilakukan oleh kalangan Farisi menjadikan mereka masuk dalam kungkungan legalitas, artinya melakukan perintah Tuhan hanya sebagai sebuah kewajiban agama yang harus dilakukan. Inilah yang menjadikan mereka sangat agamawi tanpa memiliki hubungan dengan Allah dan sesama. Tuhan Yesus datang dan memberikan hukum kasih dengan dua dalil utama : mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia. Perbedaan yang paling mendasar adalah hubungan. Dalam konteks legalitas, hukum dilaksanakan tanpa adanya hubungan/kedekatan/keintiman. Sedangkan dalam hukum kasih yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus, hubungan yang dilandaskan kasih menjadi penekanannya.
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” (Yohanes 15:9-12)

3. Merdeka dari Kuasa Dosa.
Pernyaataan yang sangat tegas dan tidak tersangkali terkait dengan dosa adalah : “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23) ; “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Perkataan “semua orang’ berarti tanpa terkecuali! “Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut,…” (Roma 5:15). Puji Tuhan, Yesus mati dan bangkit untuk menebus dosa kita, bahkan Dia mengaruniakan kita Roh-Nya (Yoh 3:34; 2 Kor 5:5)  sehingga kita merdeka dari kuasa dosa.
“Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.” (Roma 6:22).

4. Merdeka dari Ketakutan akan Kematian
Karena penebusan Kristus, maka kita tidak lagi takut menghadapi kematian. Malahan sekarang kita memiliki pemahaman baru akan kematian, bukan akhir dari kehidupan, melainkan istirahat dan awal dari kehidupan kekal bersama dengan Tuhan Yesus.

“Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka." (Wahyu 14:13)

“Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.” (1 Tes 4:13-14).

Youth November Minggu 2, 2018 - MOTIVASI KETIKA KITA BERANGKAT KERJA


MOTIVASI KETIKA KITA BERANGKAT KERJA

Bahan Bacaan

2 Tes 3:10-11, “Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.”

Penjelasan Materi.
Youthers, pagi hari adalah awal segala sesuatunya. Pastikan ketika kita bagun pagi, kita awali hari kita dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan dan juga meminta perkenanan Tuhan atas aktivitas yang kita lakukan sepanjang hari termasuk dalam pekerjaan kita. Jika hal ini kita lakukan setiap hari, maka hati kita akan limpah dengan damai sejahtera, apa yang kita kerjakan akan Tuhan tuntun, dan percaya bahwa Tuhan akan membuat berhasil apa saja yang kita lakukan karena segala sesuatunya kita mulai dengan doa. Jika kita mengawali hari dengan Tuhan, maka semua motivasi yang keliru akan Tuhan luruskan, termasuk motivasi yang salah dalam pekerjaan kita.

Mungkin masih banyak orang yang memiliki motivasi yang salah sebelum berangkat bekerja. Misalnya, sudah merencanakan berbagai agenda yang sifatnya pribadi dengan memanfaatkan jam-jam bekerja, bekerja tidak perlu total dan maksimal agar tidak terlalu kelelahan, bekerja terlalu santai karena toh digajinya tidak besar  atau motivasi bekerjanya semata-mata hanya karena mengejar uang, uang dan uang dan masih banyak motivasi keliru lainnya.

Youthers, kita harus memperbarui motivasi kita sebelum kita berangkat dari rumah menuju kantir/tempat manapun kita bekerja. Mengapa? Karena motivasi adalah landasan mengapa seseorang bekerja, jika motivasinya sudah salah, maka apa yang dikerjakan juga bisa salah. Motivasi akan memengaruhi bagaimana kita bekerja, apa yang menarik dan memberi semangat kerja kita, pun yang akan melemahkan atau merusak cara kerja kita juga.

Perhatikan Firman Tuhan dalam Efesus 2:10, seperti yang dimengerti Paulus, karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Tuhan ingin kita mengerjakan pekerjaan baik yang sudah Tuhan siapkan, bukan bekerja untuk sekedar mencari uang atau mengaktualisasi diri menurut kehendak kita sendiri. Pahamilah Youthers, bahwa bekerja yang sejati adalah karena kita ingin menggenapkan mandat atau kehendak Tuhan. Untuk tujuan inilah IA menyelamatkan umat pilihan-Nya (Ef. 2:8-10).

Jadi Youthers, yang harus kita  pahami adalah bahwa bekerja merupakan proses mengaplikasikan talenta yang Tuhan beri, untuk kita bisa menjadi berkat bagi rekan sekerja kita, bos kita, dan siapapun yang berhubungan dengan pekerjaan. Jika kita jadikan ini landasan kita untuk bekerja maka kita akan memiliki motivasi yang tepat saat melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepada kita. Pada akhirnya semua itu membawa kemuliaan bagi Tuhan.  Milikilah paradigma bahwa jika kita mengerjakan hal yang salah, tidak cocok dengan talenta, merugikan atau mencelakakan orang lain, maka kita mempermalukan Tuhan yang telah mencipta dan memberi mandat kepada kita. Untuk itu berkerjalah dengan sebaik-baiknya.


Bahan Diskusi
Apa yang menjadi motivasi kita saat ini dalam bekerja?


PENTAKOSTA KE 3

PENTAKOSTA KE 3

SENIMENULISISIHATITUHAN

JADWAL IBADAH

JADWAL IBADAH