Tuesday, June 11, 2019

Youth Juni 2019 #2 - PENTINGNYA MENGAMPUNI SAAT MENGALAMI PENOLAKAN


PENTINGNYA MENGAMPUNI SAAT MENGALAMI PENOLAKAN
(FORGIVENESS VS REJECTION  PART 2)

Bahan Bacaan
Kolose 3:13, “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”

Penjelasan Materi
Youthers, mungkin kita bertanya mengapa kita harus mengampuni? Jawabannya karena kita terlebih dahulu sudah diampuni. Perhatikan kalimat ini doa Bapa Kami dalam Injil Matius 6:12, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Ya, kita meminta Tuhan mengampuni kesalahan-kesalahan kita, sama seperti kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Jadi bagaimana mungkin kita memohon pengampunan kepada Tuhan jika kita sendiri saja tidak mau mengampuni sesame kita?

Youthers, dalam Matius 6:14-15 Yesus berkata, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." Dari ayat ini, kita tahu  betapa luar biasanya belas kasihan Tuhan dalam mengampuni kita, maka harusnya kita menyadari bahwa kita tidak berhak menahan anugerah ini dari orang lain yang harusnya menerima pengampunan dari kita atas kesalahannya terhadap kita.

Janganlah kita menyimpan kesalahan orang-orang yang pernah menolak kita, ampunilah mereka sebagaimana Tuhan mengampuni kita. Mengampuni adalah sifat dari Ilahi, kita berasal dari yang Ilahi, artinya kita akan diberi kemampuan Tuhan untuk mengampuni. Ingat Youthers, kita tidak akan pernah menikmati anugerah Allah kecuali ketika kita mengakui dosa kita dan meminta pengampunan dari-Nya. Kita tak akan pernah menyerupai Kristus, kecuali demi Kristus, kita mengampuni dan membebaskan mereka yang berdosa terhadap kita



Bahan Diskusi
Bagaimana kita dapat memaafkan mereka yang sudah bersalah kepada kita?

Umum Juni 2019 #2 - Doa Jemaat di Era Pentakosta Ketiga


DOA JEMAAT DI ERA PENTAKOSTA KETIGA
(Kisah Para Rasul 4:23-31)

Kita sedang berada di era pentakosta ketiga, ada begitu banyak perkara yang dahsyat yang sudah, sedang dan akan Tuhan kerjakan. Tentunya jemaat harus secara aktif mengambil bagian dalam gerakan Tuhan ini, dan yang paling sederhana adalah mengambil bagian di dalam doa. Kalau kita membaca cara hidup jemaat mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2 dan 4, kita akan mendapati bukan hanya cara hidup jemaat sehari-hari, melainkan juga bagaimana mereka berdoa.

Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. (Kisah 4:23-24)

Dalam era pentakosta ketiga, jemaat bukan sekedar sebagai objek pelayanan (pihak yang dilayani),  melainkan juga subjek pelayanan (terlibat dalam pelayanan). Jemaat juga adalah perisai doa bagi para hamba-hamba Tuhan yang melayani, sebagaimana yang terjadi pada pentakosta yang pertama.

Bagaimana Jemaat di Era Pentakosta berdoa?

1. Jemaat Berdoa dengan pemahaman akan Firman, Rencana dan Kehendak Tuhan.
Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?  Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. (ayat 25-28)

Jemaat tidak takut dan gentar dengan situasi dan kondisi yang dialami, bagaimana para imam dan orang  farisi melarang dan mengancam para Rasul dan orang percaya untuk tidak memberitakan injil. Sebab mereka mengerti bahwa penderitaan yang sedang dan akan mereka alami adalah sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan yang tertulis dalam Firman Tuhan.

Secara kondisi, apa yang kita alami di Indonesia sangat mirip. kita menghadapi tekanan dan aniaya, misalnya larangan beribadah, penutupan tempat ibadah, penyerangan, intimidasi yang terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia.

Namun, kita harus sadari bahwa semuanya itu sudah tertulis dalam Firman Tuhan:
"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. 

Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku. (Yohanes 15:18-21)

Jangan takut dan kaget dengan aniaya, tetap tekun dalan doa! giat dalam menara doa, rumah doa, kubu doa, doa keliling!

2.   Jemaat Berdoa bagi hamba-hamba Tuhan dan semua orang percaya KEBERANIAN UNTUK MEMBERITAKAN INJIL!

Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. (Ayat 29)

Ancaman dan aniaya tidak menyurutkan jemaat untuk berdoa. Ancaman dan aniaya yang dialami justru mereka  bawa dalam doa. Dan yang luar biasa, doa jemaat ditengah ancaman dan aniaya bukan meminta perlindungan atau minta dijauhkan dari aniaya, menolak aniaya, menengking aniaya, tapi justru mereka berdoa MINTA KEBERANIAN UNTUK MEMBERITAKAN INJIL.

3.   Jemaat Berdoa agar manifestasi kuasa TUHAN YESUS dinyatakan
Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus. (ayat 30)

Jemaat di era pentakosta pertama telah melihat begitu banyak mujizat yang membuat orang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus. Dan jemaat berdoa agar manifestasi kuasa Roh Kudus makin nyata. Pernahkah kita berdoa secara demikian? atau malah kita ragu dan kurang percaya kalau Tuhan Yesus dapat menyatakan kuasa-Nya melalui doa jemaat? Kalau kita berdoa seperti jemaat mula-mula pada pentakosta pertama berdoa, setelah ini kita akan melihat mujizat-mujizat yang baru terjadi dalam dan melalui hidup kita.

4. Jemaat berdoa sampai kuasa Tuhan dinyatakan dan mereka mengalami apa yang mereka doakan
Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. (ayat 31)

Tuhan menyatakan kuasa-Nya ditengah jemaat yang sungguh-sungguh berdoa. Mereka semua penuh dengan Roh Kudus dan memberitakan Firman Allah dengan berani. Sepintas kita dapat membedakan antara jemaat/hamba Tuhan yang suka berdoa dengan jemaat/hamba Tuhan yang kurang suka berdoa? salah satunya terlihat dari KEBERANIAN MEREKA DALAM MEMBERITAKAN FIRMAN ALLAH! (DL)

PENTAKOSTA KE 3

PENTAKOSTA KE 3

SENIMENULISISIHATITUHAN

JADWAL IBADAH

JADWAL IBADAH