YESUS MENGAJARKAN KITA UNTUK MENGENDALIKAN DIRI
(SELF CONTROL VS SELF INDULGENCE PART 1)
Bahan Bacaan
Galatia 5:22-23, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum y yang menentang hal-hal itu.”
Penjelasan Materi:
Youthers, dalam Galatia 5:23, “pengendalian diri” berasal dari
kata egkateria yang dalam bahasa Yunani berarti memiliki kuasa, kekuatan,
menguasai dan mengendalikan diri. Oleh karena itu kata pengendalian diri
berarti dapat menguasai keinginan dan kemauan diri sendiri yang diaplikasikan
dalam tindakan ketaatan, penyerahan diri dan hidup yang tidak kompromi terhadap
dosa. Dari pengertian tersebut, kita dapat belajar dari kisah Pencobaan Yesus
di Padang Gurun dalam Injil Matius 4:1-11, yang menceritakan bagaimana Yesus
menunjukkan bahwa Ia dapat mengendalikan dirinya walaupun sedang berpuasa
selama 40 hari.
Perlu kita ketahui Youthers, bahwa kata Padang Gurun dalam Perjanjian
Lama disebut Yeshimmon yang berarti tempat pembinasaan. Nama ini sesuai dengan
kondisi padang gurun yang tandus, kering dan serba sulit. Orang yang berada di
sana tanpa persiapan akan mengalami kesulitan bahkan kebinasaan. Jadi pastinya
Youthers dapat membayangkan tempat sulit semacam inilah Yesus dicobai oleh
iblis, dengan segala tipu muslihatnya, ia terus menggoda dan berusaha
menjatuhkan Yesus agar melakukan dosa dan kesalahan. Kabar baiknya adalah,
sekalipun godaan iblis begitu besar dan menggiurkan di mata manusia, tetapi
Yesus mampu bertahan pada prinsip kebenaran Firman Tuhan. Yesus mampu
mengendalikan diriNya, kemauanNya seturut dengan kehendak BapaNya.
Mengubah Batu Menjadi Roti
Di padang gurun Yesus dicobai untuk memakai kuasa-Nya bagi kepentingan
diri sendiri. Ini yang justru ditolak oleh Yesus dengan mengatakan, "Ada
tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang
keluar dari mulut Allah” Yesus mampu
mengendalikan rasa laparNya dan tidak berbuat dosa karena Ia kuat pada Firman
Tuhan
Yesus disuruh Terjun dari Bubungan Atap
Kalau Yesus mau menjatuhkan diri, Dia akan dipuji dan dikagumi
karena memiliki kuasa mungkin juga akan menjadi terkenal karena tidak mungkin
akan mati. Tapi Yesus menolak godaan iblis itu, Ia bukan pribadi yang gila akan
kehormatan dan popularitas. Lagi-lagi Yesus mampu mengendalikan diriNya dari
tawaran iblis itu.
Yesus diminta Uuntuk Sujud menyembah iblis
Ini godaan untuk menjual harga diri demi kekuasaan, asalkan
Yesus mau menyembah iblis itu, namun dengan tegas Yesus menjawab, “Enyahlah,
Iblis. Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!
Youthers, kita sudah sama-sama memahami dengan sangat jelas
bagaimana sikap Yesus terhadap pencobaan dalam hidup-Nya. Ia memutuskan untuk
tidak kompromi terhadap kejahatan dan dosa. Inilah pengendalian diri Yesus yang
patut kita teladani.
Bahan Diskusi : Seperti Yesus, kita pun mengalami banyak
godaan dalam kehidupan kita. Apakah kita berani bersikap seperti Yesus: tegas,
tidak tawar-menawar atau pun berkompromi? Ataukah kita masih punya jalan lain?