HIDUP DI ERA PENTAKOSTA KETIGA
SEBAGAI PEMBAWA PESAN:
MELAYANI BAPTISAN ROH KUDUS
Kalau kita perhatikan dengan seksama apa yang terjadi dalam Pentakosta
pertama yang dicatat dalam Kitab Kisah Para Rasul dan Pentakosta kedua (1906
yang terjadi di Azusa Street) ada suatu ciri khas yang sama, antara lain para
Rasul yang melayani/mendoakan orang-orang percaya untuk menerima Baptisan Roh
Kudus.
Ketika rasul-rasul di
Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka
mengutus Petrus dan Yohanes ke situ.
Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu
beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara
mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya
menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. (Kis 8:14-17)
Dan ketika aku mulai
berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. (Kis 11:15)
Ketika mereka mendengar hal
itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika
Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka,
dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. (Kis 19:5-6).
Demikian juga William J Seymour, hamba Tuhan yang dipakai-Nya di era
Pentakosta kedua, semuanya diawali ketika William Seymour mendoakan beberapa
orang dan mereka yang didoakan menerima baptisan Roh Kudus.
Sekarang kita tengah berada di Era Pentakosta Ketiga, salah satu
tindakan nyata yang bisa kita lakukan sebagai pembawa pesan Pentakosta ketiga (The Third Pentecost Messanger) adalah
melayani umat percaya yang belum dibaptis Roh Kudus. Mereka yang dapat dilayani
untuk menerima baptisan Roh Kudus adalah orang yang sudah bertobat dan percaya
kepada Tuhan Yesus, memiliki kerinduan untuk dipenuhi dengan Roh Kudus.
Bagaimana langkah untuk melayani mereka?
1.
Berikan pemahaman yang benar tentang
Baptisan Roh Kudus.
Baptisan Roh Kudus bukanlah ajaran sesat, tetapi jelas
tertulis di dalam Alkitab (Kis 2:1-13). Baptisan Roh Kudus bukan hanya milik
gereja aliran Pentakosta saja, sebab dalam jaman gereja mula-mula ketika gereja
belum terbagi dalam aliran atau denominasi, semua orang percaya yang sudah
bertobat memberi diri dibaptis dan menerima baptisan Roh Kudus (Kis 2:38;
8:14-17; 11:15; 19:5-6).
2.
Tanamkan kerinduan dalam diri mereka
untuk menerima Baptisan Roh Kudus.
Orang yang dapat dibaptis Roh Kudus adalah mereka yang
rindu dan haus untuk dibaptis Roh Kudus.
“Dan pada hari
terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru:
"Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa
percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya
akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh
yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum
datang, karena Yesus belum dimuliakan.” (Yohanes 7:37-39)
3.
Bimbing mereka untuk meminta kepada
Tuhan Yesus untuk dibaptis dengan Roh Kudus.
Bukti kita haus dan rindu adalah meminta kepada Tuhan
Yesus di dalam doa kita. bombing mereka untuk meminta kepada Tuhan Yesus untuk
dipenuhi (dibaptis) oleh Roh Kudus.
“Karena setiap
orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap
orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika
anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti
ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi
jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang
meminta kepada-Nya." (Lukas 11:10-13).
4.
Doakan mereka.
Setelah
membimbing mereka meminta kepada Tuhan Yesus agar dipenuhi dengan Roh Kudus,
doakan mereka, jika perlu ditumpangkan tangan dan beri waktu bagi Roh Kudus
untuk memenuhi mereka. Para Rasul menumpangkan tangan kepada mereka yang
kemudian menerima baptisan Roh Kudus.
Jangan lupa perhatikan etika moral
terkait sentuhan fisik antara wanita – pria dalam pelayanan.