Monday, July 9, 2018

Umum Juli 2018 #1 - Rambu-rambu dalam perjalanan kerohanian kita.

RAMBU-RAMBU DALAM PERJALANAN KEROHANIAN KITA


Selama hidup di dunia, kita menjalani sebuah perjalanan panjang, perjalanan kerohanian sampai Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua. Perjalanan itu dimulai sesaat setelah kita lahir baru: bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Untuk memastikan kita selamat sempurna sampai kepada tujuan kekal kita yakni tinggal selama-lamanya bersama dengan Tuhan Yesus di langit dan bumi yang baru, Firman Tuhan memberikan kepada kita rambu-rambu didalam perjalanan kerohanian kita yang harus kita perhatikan dengan serius.

Sebagian orang yang menganut paham tertentu menganggap rambu-rambu tersebut sebagai ‘hukum taurat’ yang mengekang dan tidak sesuai dengan berita Injil kasih karunia, namun bagi kita yang memiliki pikiran sehat berdasarkan injil yang utuh, rambu yang Tuhan berikan adalah bentuk kasih Tuhan agar kita selamat secara sempurna dan tidak kehilangan keselamatan yang sudah kita terima dari Tuhan Yesus.

5 (Lima) Rambu yang perlu diperhatikan dalam perjalanan kerohanian kita :

1.            Hiduplah menurut hukum dan aturan TUHAN
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:21-23)


Ada dua teguran keras yang disampaikan TUHAN YESUS dalam ayat ini :
1.    Aku tidak pernah mengenal kamu!
Kata “mengenal” disini adalah ginosko, artinya mengenal secara mendalam melalui proses pergaulan hidup sehari-hari, merupakan sebuah ungkapan kata ibrani yang menggambarkan keakraban hubungan antara suami dengan isteri. Penting sekali bagi kita untuk membangun hubungan yang intim dengan Tuhan Yesus dalam kehidupan kita sehari-hari.

2.    Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
Kata “pembuat kejahatan” disini adalah anomia, artinya tidak hidup menuruti hukum dan ketetapan Tuhan. Dengan kata lain hidup bebas sekehendak hatinya, ‘sembrono’ dan ‘takabur’.
2.            Jangan Murtad!
“Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.” (Ibrani 6:4-6)

Murtad atau mengingkari iman adalah tindakan berpaling dari keselamatan, atau sering kali disebut sebagai 'menukar iman' dengan kepercayaan lain karena alasan tertentu atau karena kekecewaan. Milikilah sebuah komitmen : "Sekali Yesus tetap Yesus untuk selama-lamanya", apapun persoalan yang berupaya menghadang langkah kita tetap fokus pada Tuhan Yesus dan terus berjalan maju.

3.            Hiduplah sesuai dengan kebenaran!
“Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.” (Ibrani 10:26)
Dengan bahasa yang sederhana, kebenaran yang telah kita terima harus dilakukan. Jika kita tahu bahwa sesuatu itu dosa, jangan dilakukan!

4.            Jangan hidup dalam kedagingan!
“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (Galatia 5:19-21)
Bagi sebagaian besar orang musuh terbesar yang dihadapi adalah kedagingannya sendiri. Daging seakan menekan kita untuk dipuaskan keinginannya, namun kita yang telah menerima keselamatan harus hidup oleh Roh, sebab dengan demikian kita dapat mematikan perbuatan daging.

5.            Jadilah Pemenang!
"…Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku. Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! ... Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." (Wahyu 3:1-6)
Bagaimana kita dapat menjadi pemenang? Menyadari keadaan kita, turuti Firman Tuhan dan bertobatlah!

PENTAKOSTA KE 3

PENTAKOSTA KE 3

SENIMENULISISIHATITUHAN

JADWAL IBADAH

JADWAL IBADAH