Saturday, February 15, 2020

Umum Februari 2020 #2 - MEMPERKATAKAN FIRMAN TUHAN


MEMPERKATAKAN FIRMAN TUHAN

Kita sekarang ini berada di tahun 2020 dengan tema yang TUHAN berikan adalah Tahun Dimensi Yang Baru. Menurut kalender Ibrani, kita juga sedang berada di tahun 5780, atau singkatnya disebut tahun Pey (80) yang digambarkan dengan sebuah mulut. Pesan TUHAN yang kuat yang disampaikan oelh Gembala Sidang/Gembala Pembina, memasuki tahun 2020 kita harus mengajar jemaat untuk banyak memperkatakan Firman Tuhan karena percaya.

“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” (Yosua 1:8)

Jika kita mendalami ayat tersebut diatas, memperkatakan Firman Tuhan membawa dampak yang sangat luar biasa bagi kita, yakni:

1. Memperkatakan Firman memicu kita untuk merenungkannya.
Memperkatakan Firman Tuhan dengan suara yang keluar dari mulut kita memicu kita untuk merenungkannya, demikian juga seharusnya, sambil merenungkan Firman Tuhan kita memperkatakannya melalui suara yang keluar dari mulut kita. Jika kita analogikan dengan istilah biologi, inilah yang disebut dengan ‘mencerna’ Firman. Memperkatakan, merenungkan, menangkap rhema, memikirkan aplikasinya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Memperkatakan Firman memiliki dua makna, yakni memperkatakan, melafalkan ayat-ayat Alkitab dengan bersuara untuk kita secara pribadi, maupun membacakannya untuk didengar secara bersama (misalnya dalam kelompok COOL).
Jangan lupa, sambil memperkatakan, merenungkan, juga berdoa agar Roh Kudus memberikan hikmat dan pengertian akan Firman-Nya, sehingga Firman itu berbicara secara pribadi (menjadi rhema) untuk kita lakukan.

2. Memperkatakan Firman memicu kita bertindak hati-hati
Firman Tuhan yang kita perkatakan, kita renungkan dan menjadi rhema bagi kita tentunya menjadi panduan bagi kita untuk melangkah dalam kehidupan, dalam pengambilan keputusan, dalam menentukan pilihan hidup, bahkan menjadi mercu suar yang memandu langkah kita disaat pikiran kita ‘gelap’ dan ‘buntu’, sebagaimana tertulis dalam Mazmur 119:105, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Dengan demikian kita dapat bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis dalam Firman.
Misal, seorang pebisnis yang diajak bergabung dalam sebuah usaha baru, disatu sisi ini merupakan sebuah kesempatan yang baik mengingat bisnis sedang sepi dimana jika kesempatan ini tidak diambil kemungkinan besar dia terpaksa harus menutup usahanya. Tapi disisi lain, dia mengetahui kalau rekan bisnisnya suka kompromi, melakukan kecurangan dan tidak menjalankan bisnis secara bersih. Ini merupakan sebuah contoh situasi yang sering terjadi dalam kehidupan kita dimana kita perlu bertindak hati-hati, bertindak karena Firman dan bukan didorong oleh keinginan atau nafsu semata.

3. Memperkatakan Firman menghasilkan perjalanan yang berhasil dan beruntung.
Sekalipun orang yang belum percaya menyangsikan apa mungkin hanya dengan memperkatakan Firman perjalanan hidup kita berhasil dan beruntung? Percaya atau tidak, ini adalah janji TUHAN. “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.” (Mazmur 12:7).
Untuk sampai pada tahapan ini tentu sesuai urutan no.1 dan no.2 diatas. Tidak bisa langsung melompati prosesnya, yakni: Memperkatakan Firman, Bertindak hati-hati sesuai dengan Firman baru bisa mengalami janji TUHAN ini.

“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.” (Yakobus 1:22-25).

PENTAKOSTA KE 3

PENTAKOSTA KE 3

SENIMENULISISIHATITUHAN

JADWAL IBADAH

JADWAL IBADAH