JAGA HATI #02
Masuk tahun Kelahiran Yang Baru, Gembala Jemaat Induk, Pdt.
Dr. Ir. Niko Njotorahardjo mendapatkan pesan Tuhan dalam Yehezkiel 36:25-26,
"Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu;
dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan
kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu
dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu
hati yang taat." Kita semua yang melangkah sesuai dengan tuntunan Tuhan pasti
mengalami apa yang TUHAN janjikan ini.
Hati yang baru adalah hati yang bersih, hati yang jauh dari
segala kenajisan, hati yang taat akan segala perintah TUHAN. Namun kita harus
ingat bahwa hati yang baru tetap harus dijaga dengan baik. Siapa yang menjaganya?
Tentu masing-masing kita dengan pertolongan dari Roh Kudus. "Jagalah
hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar
kehidupan." (Amsal 4:23)
APA DAMPAKNYA JIKA KITA TIDAK MENJAGA HATI? (lanjutan minggu
lalu)
1.
Tidak bisa unity dengan yang lain
Unity atau kesatuan hati
memerlukan kerendahan hati. Orang-orang yang tidak bisa menjaga hatinya, dalam
konteks ini kerendahan hati, menjaga kegoisan dan mau mendahulukan kepentingan
bersama diatas kepentingan pribadi, tidak akan bisa unity dengan yang lain.
“Jadi karena dalam Kristus ada
nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas
kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati
sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari
kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan
rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya
sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,
tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2:1-4)
Datang di COOL rajin, tapi tidak
bisa unity dengan sesama anggota dan gembala COOL. Sama-sama terlibat dalam
pelayanan, tapi tidak bisa unity dengan pengerja yang lain adalah indikasi kita
harus membereskan hati kita.
2. Mengeluarkan perkataan-perkataan yang tidak
baik.
Tidak sedikit orang yang berdalih
demikian : “saya mah mulutnya (perkataannya) saja yang jahat, hatinya mah
baik…” Apakah benar demikian?
“Orang yang baik mengeluarkan
barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat
mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang
diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." (Lukas 6:45)
Jika kita masih sulit untuk
mendisiplinkan perkataan kita atau mengontrol agar perkataan kasar, kutuk,
sumpah serapah tidak keluar dari mulut kita, itu berarti indikasi kita harus
segera membereskan hati kita. karena jika hati kita jaga kesucian dan
kemurniannya, pasti perkataan yang keluar dari mulut kita juga adalah
perkataan-perkataan yang baik.
3. Jatuh kedalam berbagai dosa
“Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal
dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala
pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan
hujat.” (Matius 15:18-19)
Selama ini mungkin banyak yang
berpikir bahwa apa yang terjadi dengan hati kita, apa yang kita simpan di hati
kita adalah sebuah ranah privat yang tidak mengganggu orang lain. Padahal
ternyata hati yang tidak dijaga, hati yang tidak beres, hati yang kotor dan
najis adalah sumber segala pikiran jahat dan hawa nafsu. Sehingga dengan
mudahnya bisa menjerat kita semua tanpa terkecuali jatuh kedalam dosa
pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat yang jika
kita tidak segera bertobat dan bereskan dapat membawa kita masuk neraka!
Buka hati dan jujur dengan TUHAN
saat ini. Jika kita sulit untuk unity, seringkali perkataan yang tidak baik,
perkataan yang kotor dan sumpah serapah masih sering terlontar dari mulut kita,
dan kita jatuh dalam berbagai dosa, minta ampun dan bertobat. Minta TUHAN
menjamah hati kita dan menyucikannya kembali. (DL)