Wednesday, March 13, 2019

Umum Maret 2019 #1 - Makanan Keras, Siapa Takut


MAKANAN KERAS? SIAPA TAKUT!

“Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.” (Ibrani 5:11-14)

Pernahkah Anda melihat bagaiamana seorang bayi atau balita diberi makan? Tentu makanannya bukanlah makanan sebagaimana layaknya orang dewasa. Sebab dari sisi usia dan sistem pencernaan mereka belum dapat mengkonsumsi makanan keras. Itu sebabnya mereka diberi makanan cair atau makanan lembut seperti bubur susu, buah dihaluskan dan makanan lainnya yang bisa dicerna oleh balita tersebut. Bandingkan dengan cara makan kita orang dewasa. Secara tekstur, porsi dan variasi makanan tentu sangat beragam. Bahkan gigi-gigi orang dewasa sanggup menghancurkan dan mengunyah makanan keras sebelum masuk ke dalam sistem pencernaan kita. Dapatkan balita makan-makanan orang dewasa? Tentu akan sangat berbahaya. Sebaliknya, bisakah orang dewasa makan makanan balita? Bisa, namun pasti kebutuhan gizi dan unsur-unsur penting lainnya yang dibutuhkan tubuh tidak akan terpenuhi dengan baik.

Analogi inilah yang disampaikan dalam surat Ibrani. Ditinjau dari sudut waktu, harusnya sudah menjadi pengajar-pengajar, bukan malah masih harus diajar tentang asas-asas pokok kekristenan. Artinya harus beralih dari susu kepada makanan keras. Bagaimana dengan Anda? Tentunya sebgaian besar dari anggota COOL telah menjadi orang Kristen lebih dari 2 tahun. Apakah Anda masih lebih tertarik kepada susu atau makanan-makanan keras? Dalam konteks 1 Korintus 3:2 dan Ibrani 5:11-14, “susu’ berbicara tentang pengajaran-pengajaran mendasar tentang pokok-pokok dasar kekristenan, sedangkan “makanan keras” berbicara tentang pengajaran-pengajaran yang lebih mendalam secara doktrinal, teguran dan peringatan, dan lainnya yang kemungkinan ‘menjungkirbalikan’ apa yang selama ini dipahami atau dipegang sebagai pengajaran.

Di Tahun Kelahiran Yang Baru (The Year of A New Birth) anggota COOL harus siap dengan makanan-makanan keras, yang membuat kita dapat bertumbuh secara rohani sebagaimana dinyatakan dalam Firman Tuhan:

a.            Bertumbuh dalam segala hal kearah Kristus (Efesus 4:15) 
“tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.”

b.            Bertumbuh menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya (Roma 8:29) 
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”

c.             Menjadi sempurna seperi Bapa di Sorga (Matius 5:48).
“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Kata “sempurna” dalam bahasa aslinya teleios yang salah satu artinya adalah bertumbuh secara mental dan moral karakter.

Dalam surat yang ditulis oleh Rasul Yohanes (1 Yoh 2:12-14), diungkapkan mengenai 3 (tiga) tingkatan kerohanian orang percaya, yakni : anak-anak, orang muda dan bapa-bapa secara rohani, artinya kekristenan kita bukanlah kekristenan yang statis melainkan dinamis dan progresif. Kiranya tahun ini anggota COOL yang siap dengan makanan rohani yang keras, bertumbuh menjadi Bapa-Bapa rohani yang siap menggembalakan kelompok-kelompok COOL yang baru. Amin

PENTAKOSTA KE 3

PENTAKOSTA KE 3

SENIMENULISISIHATITUHAN

JADWAL IBADAH

JADWAL IBADAH