MAKANAN KERAS? SIAPA TAKUT!
“Tentang hal itu banyak
yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah
lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu,
sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas
pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan
keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang
kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk
orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk
membedakan yang baik dari pada yang jahat.” (Ibrani 5:11-14)
Pernahkah Anda melihat bagaiamana seorang bayi atau balita diberi
makan? Tentu makanannya bukanlah makanan sebagaimana layaknya orang dewasa.
Sebab dari sisi usia dan sistem pencernaan mereka belum dapat mengkonsumsi
makanan keras. Itu sebabnya mereka diberi makanan cair atau makanan lembut
seperti bubur susu, buah dihaluskan dan makanan lainnya yang bisa dicerna oleh
balita tersebut. Bandingkan dengan cara makan kita orang dewasa. Secara
tekstur, porsi dan variasi makanan tentu sangat beragam. Bahkan gigi-gigi orang
dewasa sanggup menghancurkan dan mengunyah makanan keras sebelum masuk ke dalam
sistem pencernaan kita. Dapatkan balita makan-makanan
orang dewasa? Tentu akan sangat berbahaya. Sebaliknya, bisakah orang dewasa
makan makanan balita? Bisa, namun pasti kebutuhan gizi dan unsur-unsur penting
lainnya yang dibutuhkan tubuh tidak akan terpenuhi dengan baik.
Analogi inilah yang disampaikan dalam surat Ibrani. Ditinjau dari
sudut waktu, harusnya sudah menjadi pengajar-pengajar, bukan malah masih harus
diajar tentang asas-asas pokok kekristenan. Artinya harus beralih dari susu
kepada makanan keras. Bagaimana dengan Anda? Tentunya sebgaian besar dari
anggota COOL telah menjadi orang Kristen lebih dari 2 tahun. Apakah Anda masih
lebih tertarik kepada susu atau makanan-makanan keras? Dalam konteks 1 Korintus
3:2 dan Ibrani 5:11-14, “susu’ berbicara tentang pengajaran-pengajaran mendasar
tentang pokok-pokok dasar kekristenan, sedangkan “makanan keras” berbicara
tentang pengajaran-pengajaran yang lebih mendalam secara doktrinal, teguran dan
peringatan, dan lainnya yang kemungkinan ‘menjungkirbalikan’ apa yang selama
ini dipahami atau dipegang sebagai pengajaran.
Di Tahun Kelahiran Yang Baru (The
Year of A New Birth) anggota COOL harus siap dengan makanan-makanan keras,
yang membuat kita dapat bertumbuh secara rohani sebagaimana dinyatakan dalam
Firman Tuhan:
a.
Bertumbuh dalam segala hal kearah
Kristus (Efesus 4:15)
“tetapi dengan teguh berpegang kepada
kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia,
Kristus, yang adalah Kepala.”
b.
Bertumbuh menjadi serupa dengan gambaran
Anak-Nya (Roma 8:29)
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari
semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan
gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara
banyak saudara.”
c.
Menjadi sempurna seperi Bapa di Sorga (Matius
5:48).
“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama
seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Kata
“sempurna” dalam bahasa aslinya teleios
yang salah satu artinya adalah bertumbuh secara mental dan moral karakter.
Dalam surat yang ditulis oleh Rasul Yohanes (1
Yoh 2:12-14), diungkapkan mengenai 3 (tiga) tingkatan kerohanian orang percaya,
yakni : anak-anak, orang muda dan bapa-bapa secara rohani, artinya kekristenan
kita bukanlah kekristenan yang statis melainkan dinamis dan progresif. Kiranya
tahun ini anggota COOL yang siap dengan makanan rohani yang keras, bertumbuh
menjadi Bapa-Bapa rohani yang siap menggembalakan kelompok-kelompok COOL yang
baru. Amin