SIKAPMU AKAN MEMPENGARUHI JALAN HIDUPMU
"Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan,
dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan" - Amsal
18:15
Minggu ini kita akan membahas banyak dari Amsal 18. Pasal ini menasihati dan memperingatkan kita
akan kita menjaga sikap kita, termasuk perilaku kita, karena hal itu akan
sangat mempengaruhi jalan hidup kita.
Bagaimana kita memandang atau meresponi segala sesuatu atau orang lain,
akan menentukan perjalanan hidup kita dan bahkan bagaimana TUHAN menilai hidup
kita. Secara khusus Amsal 18 menasihati
kita dalam hal bertutur kata, sikap hati, dan kebijakan. Mari kita mempelajarinya.
1. Tutur Kata
Amsal 18:21 berkata dengan tegas
bahwa: "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakan akan memakan
buahnya." Tidak ada yang salah jika
kita suka berbincang atau bercakap-cakap dengan orang lain. Namun yang harus
kita perhatikan adalah kata-kata atau isi dari yang komunikasikan: apakah baik,
buruk, positif atau negatif. Seringkali
kita hanya berpikir bahwa kata-kata yang kita ucapkan hanyalah akan berpengaruh
kepada si pendengar, padahal yang kita yang mengucapkan pun akan mendapat
pengaruh dari kata-kata tersebut.
Kualitas dari perkataan kita juga
ditentukan dari seberapa bijak kita dalam memandang segala sesuatu dan seberapa
bijak kita dalam berpikir. Amsal 18:6-8
(bacalah bersama-sama) jelas menunjukkan bahwa orang-orang yang bebal hidupnya
akan makin susah oleh karena perkataannya hanya menghasilkan pertengkaran yang
sedemikian rupa sehingga orang yang mendengarnya rasanya ingin menampar
mulutnya! (perhatian ayat 6). Namun
herannya, perkataan fitnah seringkali justru masuk ke dalam hati orang yang
mendengarnya. Disini kita harus
berhati-hati dalam mendengar informasi apapun dari siapapun tentang siapa
saja.
Jaga tutur kata kita, karena itu
akan menentukan apakah kita akan dipandang sebagai orang yang bijak atau bebal
(Amsal 18:2,17).
2. Sikap Hati
Amsal 18:12 berkata, "Tinggi
hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului
kehormatan." Firman TUHAN dalam
Amsal 18 ini juga mengingatkan agar kita menjaga sikap hati kita, terutama
kerendahan hati. Kesombongan akan
menghambat turunnya hikmat, menghentikan pertumbuhan ke arah kedewasaan dan
pada akhirnya menyusahkan hidup. Tetapi
orang yang rendah hati maka ia akan mendapat rasa sayang dan hormat dari banyak
orang.
Perkataan orang yang rendah hati
dan yang memiliki sikap hati yang benar menjadi sumber hikmat dan berkat bagi
banyak orang (baca dan perhatikanlah ayat 4).
Sikap hati yang mau merendahkan diri justru akan membuat kita semakin
ingin mencari pengetahuan dan hikmat lebih banyak lagi (bacalah ayat 15). Salah satu ciri atau perilaku orang yang
memiliki sikap hati yang benar adalah ia tidak terburu-buru dalam menanggapi
informasi atau perkataan orang lain, namun mencerna dan mencari tahu akan
kebenarannya. Ini jelas terungkap pada
ayat 13 dan 17. Orang yang bijak dan
rendah hati akan meresponi apapun di dalam terang Firman TUHAN (perhatikan ayat
10).
Mari kita jaga sikap hati kita;
tidak sombong dan tetap rendah hati.
3. Kebijakan
Amsal 18:15 sebagaimana kita
telah baca di awal pembahasan kita, menunjukkan bahwa saat kita memilih untuk
menjaga mulut, menjaga sikap hati dan merendahkan diri khususnya di hadapan
TUHAN, maka hal itu akan mendorong kita untuk lebih lagi mencari pengetahuan
dan hikmat. Semakin kita berpengetahuan
dan berhikmat, maka semakin kita penuh dengan kebijakan. Kedewasaan tidak bergantung kepada usia,
tetapi kepada sikap dan perilaku hidup kita.
Saudara-saudara anggota COOL,
mari kita terus bertumbuh dalam perjalanan hidup dan rohani kita dengan menjaga
perkataan kita, menjaga sikap hati kita dan terus bertumbuh menjadi makin bijak
melalui pengetahuan dan hikmat. Tuhan Yesus memberkati. (CS)