BERDAMAI
DENGAN ALLAH
Memasuki tahun 2019, tidak
sedikit orang yang mengalami rasa bimbang, pikiran yang tidak menentu tentang
kemana arah pergerakan kehidupan ditinjau dari berbagai aspek, baik itu
perekonomian, sosial budaya, perpolitikan. Akankah akan terjadi banyak bencana,
ataukah semuanya berjalan dengan aman dan nyaman.
Pada perayaan natal tahun 2018
yang lalu, Tuhan memberikan tema kepada Gembala Sidang/Pembina kita :
"Lahirnya Sang Raja Damai" (Yesaya 9:5), ini merupakan tema yang luar
biasa, sehingga kita dipersiapkan memasuki tahun yang baru, Tahun Kelahiran
yang Baru bersama dengan Sang Raja Damai yakni Tuhan Yesus Kristus.
Untuk dapat mengalami damai yang
sejati dalam sepanjang hidup kita, baik kehidupan di dunia yang sementara ini,
maupun kehidupan yang kekal kelak, yang terutama adalah kita harus berdamai
dengan ALLAH.
2 Korintus 5:18-20
"Dan semuanya ini dari
Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya
dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah
mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan
perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu
didamaikan dengan Allah."
Ada 3 hal penting terkait dengan
bagaimana kita berdamai dengan ALLAH :
1. Berdamai dengan ALLAH hanya
dapat dilakukan dengan perantaraan Kristus. (ayat 18).
Dunia seakan menawarkan banyak
jalan untuk berdamai dengan ALLAH serta 'mengiming-imingi' atau menjanjikan
jalan menuju Sorga dengan caranya masing-masing, namun demikian tidak ada
satupun yang dunia tawarkan yang sungguh-sungguh dapat menghantarkan kita ke
Sorga dan kembali dalam hubungan yang erat dengan ALLAH kecuali melalui
Kristus.
Kisah Para Rasul 4:12
"Dan keselamatan tidak ada
di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini
tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan."
1 Timotius 2:5-6
"Karena Allah itu esa dan
esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia
Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua
manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan."
Karenanya, jangan bimbang,
jangan pikir panjang, percayalah dan tetapkan pilihan, keputusan serta
kepercayaan kita hanya kepada Tuhan Yesus Kristus.
2. Seberapa pun Besarnya Dosa
Kita, Kristus bisa Mendamaikan Kita dengan ALLAH. (ayat 19)
Tanpa disadari, seringkali
manusia merasakan dan mengalami seperti yang dialami oleh Adam. ketika Adam
jatuh dalam dosa, Adam bersembunyi dan berusaha untuk menghindar dari ALLAH.
Kejadian 3:8-10
"Ketika mereka mendengar
bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari
sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara
pohon-pohonan dalam taman. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan
berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika
aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku
telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
Demikian juga dengan kebanyakan
orang, mereka merasa dosa mereka terlalu besar dan tidak layak untuk diampuni,
tidak layak untuk menghadap Tuhan. Ini adalah salah satu manifestasi dari
intimidasi dosa yang berupaya mempertahankan manusia dalam keadaan
keberdosaannya.
Jangan mau ditipu oleh dosa,
ingatlah Firman Tuhan yang mengatakan :
Yesaya 1:18
"Marilah, baiklah kita
beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan
menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba,
akan menjadi putih seperti bulu domba."
seberapa pun besarnya dosa dan
pelanggaran yang kita lakukan, kita hanya perlu bertobat, minta ampun atas
segala dosa kita.
1 Yohanes 1:9
"Jika kita mengaku dosa
kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa
kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."
3. Kita harus Memberi Diri Kita
Didamaikan dengan ALLAH. (ayat 20)
Untuk dapat didamaikan dengan
ALLAH, kita harus memberi diri kita. Artinya ada ada kesadaran dan penyerahan
diri yang tulus dan sungguh-sungguh kepada ALLAH.
Anda tidak bisa mengharapkan
Kristus mendamaikan Anda dengan ALLAH tanpa memberi diri Anda.
Memberi diri berarti merendahkan
hati kita, melepaskan segala kesombongan, datang kepada Kristus dengan hancur
hati dan pertobatan yang sungguh.
Mari kita berdamai dengan ALLAH!
hanya mereka yang sudah berdamai dengan ALLAH yang dapat berdamai dengan
dirinya sendiri, berdamai dengan musuhnya dan berdamai dengan lingkungan. Amin.