Tuesday, May 21, 2019

Youth Mei 2019 #3 KELUAR DARI RASA KESEPIAN


KELUAR DARI RASA KESEPIAN
(FRIENDLINESS VS LONELINESS  PART 3)

Bahan Bacaan
Mazmur 142:4, “Pandanglah ke kanan dan lihatlah, tidak ada seorangpun yang menghiraukan aku; tempat pelarian bagiku telah hilang, tidak ada seorangpun yang mencari aku”

Penjelasan Materi
Youthers, di era milenial ini masalah utama yang kerap dialami anak-anak muda, salah satunya adalah masalah kesepian (loneliness) bahkan sekalipun ketika kita berada di tengah orang banyak. Pernahkah kita mengalami hal demikian?

Ya, mau tidak mau kita harus membuka mata bahwa kesepian merupakan salah satu kenyataan hidup yang harus dialami setiap manusia dari segala usia. Mungkin Youthers pernah merasakan masa-masa di mana kita ingin bercerita kepada orang lain tentang apa yang kita gumulkan, tapi kita terlalu takut kalau-kalau pandangan orang lain menjadi negatif terhadap kita karena masalah yang sedang kita hadapi, nanti kita dianggap lemah, dianggap salah atau kita takut orang tersebut membocorkan pergumulkan kita dan masih banyak ketakutan lainnya. Pada akhirnya ketika mengalami pergumulan yang berat, kita memilih untuk menelan sendiri penderitaan tersebut seorang diri dan berpikir bahwa tidak ada seorang pun yang peduli kepada kita, sehingga ujungnya kita akan merasa kesepian.

Apa itu kesepian? Youthers, kesepian adalah kesedihan di tengah keramaian hidup ini tanpa ada orang yang mengerti diri dan memperhatikan kesulitan dan menghadapi semua sendiri. Kesepian adalah perasaan sendiri di tengah kehidupan sehingga kita merasa tidak lagi bergairah untuk melanjutkan hidup ini. Dampak dari kesepian ini sangatlah berbahaya, orang yang kerap merasa kesepian seperti ini akan merasa hampa, murung dan bosan hidup, sehingga pada taraf yang fatal, dapat berujung pada tindakan bunuh diri. Youthers, karena kesepian adalah keadaan pasif yang artinya jika kita membiarkannya, maka keadaan terus berlanjut sehingga kita akan mengalami itu selamanya. Tak ada cara lain untuk keluar dari rasa kesepian itu, mau tidak mau kita harus bergerak melakukan sesuatu untuk mengubah situasi.

Dalam bahan bacaan kita di atas dikatakan, “Pandanglah ke kanan dan lihatlah, tidak ada seorangpun yang menghiraukan aku; tempat pelarian bagiku telah hilang, tidak ada seorangpun yang mencari aku” (Mazmur 142:4). Di sini Daud merasa tak ada orang yang mempedulikan dirinya, Daud benar-benar memiliki alasan kuat untuk merasa tidak dipedulikan. Ia menulis kata-kata tersebut dari dalam sebuah gua gelap yang menjadi tempat persembunyiannya dari Raja Saul yang mengejarnya dan hendak membunuhnya (1Sam. 22:1; 24:3-10. Namun di tengah kesepian yang dirasakannya, Daud berseru kepada Allah yang menjadi tempat perlindungan yang ia perlukan dalam hidup ini (Mzm. 142:6)
Youthers, ketika kita merasa kesepian, seperti Daud, kita dapat berseru kepada Allah dan mencurahkan perasaan kita kepada-Nya karena kita yakin akan kasih-Nya kepada kita. Allah tidak pernah menyepelekan kesepian yang kita rasakan. Sekalipun kita merasa tidak ada orang yang mempedulikan kita, Allah itu selalu peduli, karena Ia adalah sahabat terbaik kita di tengah kesepian. Bersandarlah pada Tuhan, minta hikmat dan tuntunanNya agar kita dapat keluar dari kesedihan itu. Setelah itu, kita harus memiliki tekad kuat untuk berubah. Jangan mengasihani diri sendiri dan jangan membuka celah apapun yang dapat membuat kita merasa sendirian. Bangkitlah dan lakukan hal-hal positif lain yang mampu meningkatkan potensi diri kita.

Bahan Diskusi :
Ketika kita merasa kesepian, hal-hal apa yang sering kita lakukan? Apa yang menyebabkan kita merasa kesepian seperti itu? Bagaimana cara kita untuk mengatasi rasa kesepian itu

PENTAKOSTA KE 3

PENTAKOSTA KE 3

SENIMENULISISIHATITUHAN

JADWAL IBADAH

JADWAL IBADAH