Saturday, May 4, 2019

Umum Mei 2019 #1 - Kesatuan Hati Untuk Memenangkan Jiwa



KESATUAN HATI UNTUK PENUAIAN JIWA

“supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”  (Yohanes 17:21)

Salah satu pokok penting dalam doa Tuhan Yesus adalah terjadinya kesatuan diantara semua orang percaya. Dahsyatnya kesatuan yang Tuhan Yesus doakan bukanlah kesatuan yang semu atau kesatuan yang sementara melainkan kesatuan dengan sebuah standart ilahi yang sangat tinggi…sama seperti Engkau ya bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…Wow! tentu ini bukanlah sebuah perkara yang main-main. Dalam ke-tritunggal-an masing-masing Pribadi Allah (Bapa, Anak dan Roh Kudus) dapat dibedakan, namun tidak dapat dipisahkan. Jadi kesatuan hati yang tidak dapat dipisahkan itulah yang dikehendaki Tuhan Yesus bagi semua orang percaya.

Kesatuan hati orang Kristen secara global dimulai dari kelompok yang terkecil dan terus meluas sampai pada komunitas yang lebih luas (universal), yakni :
a.          Kesatuan hati antara suami-isteri
b.         Kesatuan hati dalam keluarga
c.          Kesatuan hati dalam kelompok keluarga yang lebih luas, misal keluarga besar (jasmani) atau dalam kelompok sel/COOL (rohani)
d.         Kesatuan hati dalam gereja lokal
e.          Kesatuan hati dengan sesama Tubuh Kristus (antar gereja)
f.          Kesatuan hati seluruh orang percaya secara am/universal.

Dimulai dari kesatuan hati antara dua pribadi yang terpaut cinta dan diikat dengan kasih Kristus dalam pernikahan sampai kepada kesatuan hati seluruh orang percaya di seluruh dunia yang diikat dan dipersatukan oleh kasih Tuhan Yesus melalui karya penebusan-Nya.
Memadukan dua pribadi dalam sebuah bahtera rumah tangga saja tidak mudah, bagaimana menyatukan pribadi yang berbeda-beda di seluruh dunia? Sulit, tapi bukan hal yang mustahil. Namun untuk mewujudkannya memerlukan hal-hal berikut:

1.                  Saling Mengasihi (dengan kasih Kristus)
Ada 3 hal mendasar terkait dengan saling mengasihi :
a.       Saling mengasihi merupakan perintah baru yang Tuhan Yesus berikan kepada murid-murid. Dan standart mengasihinya haruslah sama seperti Tuhan Yesus telah mengasihi masing-masing kita secara pribadi.
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. (Yoh 13:34)
b.      Dalam saling mengasihi harus ada pengampunan / tindakan saling mengampuni
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. (Efesus 4:31-32)

c.       Dalam saling mengasihi harus ada saling membantu
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. (Efesus 4:2)
Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. (Galatia 6:2)

2.                  Menaruh Pikiran dan Perasaan Kristus
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Filipi 2:5-8)
Apa wujud dari pikiran dan perasaan Kristus?
a.       Kerendahan hati / tidak sombong (tidak mempertahankan hak apalagi menuntut hak)
b.      Memiliki hati hamba (kesediaan, kerelaan dan kesiapan untuk melayani dan bukan dilayani)
c.       Ketaatan mutlak dan tuntas akan rencana dan kehendak Bapa, sekalipun harus mengorbankan Nyawa-Nya.

3.                  Usaha untuk memelihara kesatuan
Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. (Efesus 4:3-6)
           
Kesatuan hati memerlukan usaha baik untuk memulai maupun untuk memeliharanya. Artinya perlu kesadaraan dan kerelaan dari masing-masing individu untuk melakukan segala bentuk daya dan upaya dalam memelihara kesatuan. Segala upaya itu harus dilakukan dengan sukarela, sukacita dan oleh ikatan damai sejahtera. Tidak mengambil keuntungan dari pelayanan dan tidak mencuri kemuliaan Tuhan untuk diri sendiri adalah salah satu upaya memelihara kesatuan.

4.                  Tujuan bersama
Salah satu penghambat utama terjadinya kesatuan adalah memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda, ditambah lagi jika masing-masing kubu ingin mengedepankan, mendahulukan kepentingan dan tujuannya sendiri.
Dalam membangun kesatuan hati diantara orang percaya, kita harus memiliki tujuan bersama, yakni penyelesaian amanat agung (pentakosta ketiga).

Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya." (Matius 24:14)

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18-20).

Mari kita berjalan dan menggenapi tujuan bersama kita, yang tentunya jauh lebih mulia daripada tujuan masing-masing. Kita mungkin berbeda dengan gereja lain secara aliran dan denominasi. Namun, jika kita tujuan kita adalah penyelesaian Amanat Agung, maka Roh Kudus pasti mengikat kita dalam kesatuan hati yang kuat berdasarkan kasih Kristus. Amin.

PENTAKOSTA KE 3

PENTAKOSTA KE 3

SENIMENULISISIHATITUHAN

JADWAL IBADAH

JADWAL IBADAH