KESATUAN HATI UNTUK PENUAIAN JIWA
“supaya mereka semua
menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus Aku.” (Yohanes
17:21)
Salah satu pokok penting dalam doa Tuhan Yesus adalah terjadinya
kesatuan diantara semua orang percaya. Dahsyatnya kesatuan yang Tuhan Yesus
doakan bukanlah kesatuan yang semu atau kesatuan yang sementara melainkan
kesatuan dengan sebuah standart ilahi yang sangat tinggi…sama seperti Engkau ya bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…Wow!
tentu ini bukanlah sebuah perkara yang main-main. Dalam ke-tritunggal-an
masing-masing Pribadi Allah (Bapa, Anak dan Roh Kudus) dapat dibedakan, namun
tidak dapat dipisahkan. Jadi kesatuan hati yang tidak dapat dipisahkan itulah
yang dikehendaki Tuhan Yesus bagi semua orang percaya.
Kesatuan hati orang Kristen secara global dimulai dari kelompok yang
terkecil dan terus meluas sampai pada komunitas yang lebih luas (universal),
yakni :
a.
Kesatuan
hati antara suami-isteri
b.
Kesatuan
hati dalam keluarga
c.
Kesatuan
hati dalam kelompok keluarga yang lebih luas, misal keluarga besar (jasmani)
atau dalam kelompok sel/COOL (rohani)
d.
Kesatuan
hati dalam gereja lokal
e.
Kesatuan
hati dengan sesama Tubuh Kristus (antar gereja)
f.
Kesatuan
hati seluruh orang percaya secara am/universal.
Dimulai dari kesatuan hati antara dua pribadi yang terpaut cinta dan
diikat dengan kasih Kristus dalam pernikahan sampai kepada kesatuan hati
seluruh orang percaya di seluruh dunia yang diikat dan dipersatukan oleh kasih
Tuhan Yesus melalui karya penebusan-Nya.
Memadukan dua pribadi dalam sebuah bahtera rumah tangga saja tidak
mudah, bagaimana menyatukan pribadi yang berbeda-beda di seluruh dunia? Sulit,
tapi bukan hal yang mustahil. Namun untuk mewujudkannya memerlukan hal-hal
berikut:
1.
Saling Mengasihi (dengan kasih Kristus)
Ada 3 hal mendasar terkait dengan saling mengasihi :
a.
Saling
mengasihi merupakan perintah baru yang Tuhan Yesus berikan kepada murid-murid. Dan standart mengasihinya haruslah sama
seperti Tuhan Yesus telah mengasihi masing-masing kita secara pribadi.
Aku memberikan
perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku
telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. (Yoh 13:34)
b.
Dalam
saling mengasihi harus ada pengampunan / tindakan saling mengampuni
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan,
pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala
kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah
mengampuni kamu. (Efesus 4:31-32)
c.
Dalam
saling mengasihi harus ada saling membantu
Hendaklah kamu
selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal
saling membantu. (Efesus 4:2)
Bertolong-tolonganlah
menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. (Galatia 6:2)
2.
Menaruh Pikiran dan Perasaan Kristus
Hendaklah kamu
dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam
Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi
sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Filipi 2:5-8)
Apa wujud dari pikiran dan perasaan Kristus?
a.
Kerendahan
hati / tidak sombong (tidak mempertahankan hak apalagi menuntut hak)
b.
Memiliki
hati hamba (kesediaan, kerelaan dan kesiapan untuk melayani dan bukan dilayani)
c.
Ketaatan
mutlak dan tuntas akan rencana dan kehendak Bapa, sekalipun harus mengorbankan
Nyawa-Nya.
3.
Usaha untuk memelihara kesatuan
Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh,
sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam
panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari
semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. (Efesus
4:3-6)
Kesatuan hati memerlukan usaha baik untuk memulai maupun
untuk memeliharanya. Artinya perlu kesadaraan dan kerelaan dari masing-masing
individu untuk melakukan segala bentuk daya dan upaya dalam memelihara
kesatuan. Segala upaya itu harus dilakukan dengan sukarela, sukacita dan oleh
ikatan damai sejahtera. Tidak mengambil keuntungan dari pelayanan dan tidak
mencuri kemuliaan Tuhan untuk diri sendiri adalah salah satu upaya memelihara
kesatuan.
4.
Tujuan bersama
Salah satu penghambat utama terjadinya
kesatuan adalah memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda, ditambah lagi
jika masing-masing kubu ingin mengedepankan, mendahulukan kepentingan dan
tujuannya sendiri.
Dalam membangun kesatuan hati diantara
orang percaya, kita harus memiliki tujuan bersama, yakni penyelesaian amanat
agung (pentakosta ketiga).
Dan Injil Kerajaan
ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa,
sesudah itu barulah tiba kesudahannya." (Matius 24:14)
Yesus mendekati
mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan
di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18-20).
Mari kita berjalan dan menggenapi tujuan bersama kita,
yang tentunya jauh lebih mulia daripada tujuan masing-masing. Kita mungkin
berbeda dengan gereja lain secara aliran dan denominasi. Namun, jika kita
tujuan kita adalah penyelesaian Amanat Agung, maka Roh Kudus pasti mengikat
kita dalam kesatuan hati yang kuat berdasarkan kasih Kristus. Amin.