TUHAN YANG MENENANGKAN
HATIKU
Mazmur 94
Jagalah
hatimu dengan segala kewaspadaan,
karena
dari situlah terpancar kehidupan. - Amsal 4:23
Saudara,
pernahkah suatu anda merasakan begitu kesal, sebal, be-te dan entah mengapa
pikiran-pikiran negatif memenuhi kepala anda sedemikian sehingga hatinya
rasanya down dan menjadi tidak
semangat? Mungkin itu karena sesuatu
yang anda dengar atau lihat atau mungkin juga karena perenungan yang entah
bagaimana membawa anda menjadi bad-mood. Jika saudara pernah mengalaminya, anda
tidaklah sendirian. Banyak orang yang
mengalami seperti itu dari masa-masa, bahkan pemazmur yang pasalnya kita baca
hari ini. Puji syukur kepada TUHAN,
dalam pasal ini juga terdapat pola yang bagus untuk kita ikuti setiap kali
menghadapi perasaan bad mood seperti
diatas, sehingga kuasa TUHAN mengalir dan menenangkan kita, dan dengan demikian
kita menjaga hati kita.
1.
Berkeluh kesahlah kepada TUHAN (1-11)
Pemazmur tidak mengajarkan kita untuk
bersungut-sungut (menggerutu sekalipun TUHAN sudah menunjukkan dengan jelas Ia
memberkati dan menyertai kita), tetapi mengajarkan kita bahwa kita bebas untuk
mengungkapkan isi hati kita kepada TUHAN.
Dari ayat-ayat ini kita melihat bahwa pemazmur berkeluh kesah karena
kelakuan orang-orang yang seenaknya berbuat jahat (3), berbicara kurang ajar
(4), menindas sesama mereka (5), menyengsarakan janda-janda miskin, orang
asing, anak-anak yatim dan bahkan membunuh mereka (6), menganggap TUHAN tidak
tahu-menahu (7), bebal dan tidak pakai pikiran akal sehat (8), serta tidak mau
dinasehati (9). Bukankah ini juga masih
terjadi sampai hari ini?
Seringkali anak-anak TUHAN berpikir: kenapa
semua itu masih terjadi? Mengapa TUHAN
sepertinya tidak turun tangan. Tetapi
tidak demikian. Bukannya TUHAN tidak
peduli, sebaliknya Ia sangat mengetahui apa yang terjadi; baik yang terlihat
maupun tidak kelihatan (10-11). TUHAN
memahami kita saat kita berkeluh kesah ketika kita melihat dosa dan
ketidakadilan sosial merajalela di tengah masyarakat. TUHAN tahu bahwa itu adalah bentuk
keprihatinan dan kepedulian kita terhadap apa yang tengah terjadi. Itulah sikap yang memang seharusnya
ditunjukkan oleh orang percaya: tidak suka melihat dosa dan bersyafaat bagi
dunia.
2.
Renungkan dan ingat kembali segala kebaikan TUHAN (12-19)
Pemazmur mengungkapkan bahwa bisa saja yang
kita keluh kesahkan kepada TUHAN ternyata ber-efek langsung kepada kita. Bahasa sederhananya: saya gak buat salah, mereka yang buat salah, eh, saya kena getahnya
juga. Ketika hal ini terjadi mungkin
kita pun akan "protes" kepada TUHAN.
Tetapi tidak ada hal yang TUHAN izinkan terjadi kepada kita
anak-anak-Nya, tanpa Ia menggunakan hal tersebut untuk mengajar dan mendewasakan
kita (12-13). Semuanya menjadi modal
bagi masa depan kita, bahkan menjadi modal bagi kita untuk bersaksi menyatakan
kebaikan TUHAN.
Warna suasana dari ayat 12-19 sangat
berbeda dari 1-11. Dibagian ini pemazmur
menjadi tenang ketika ia merenungkan bahwa TUHAN tidak pernah jauh dari
umat-Nya (14), TUHAN itu adil (15), TUHAN selalu siap menolong dan membela
kapanpun (16-17), TUHAN tidak pernah membuat kita sampai terjatuh karena
masalah (18), dan TUHAN-lah yang menenangkan pikiran dan hati kita (19). Jangan lupakan apa yang TUHAN sudah lakukan
kepada kita sampai hari ini.
3.
Nyanyikan dan deklarasikan kebaikan TUHAN (20-23)
Sekarang suasana hati pemazmur telah
berubah dari berkeluh kesah menjadi pujian penyembahan kepada TUHAN. Pemazmur menyatakan bahwa tidak mungkin TUHAN
bersekongkol dengan pembuat kebusukan dan kejahatan (20-21) dan tidak mungkin
TUHAN diam melihat orang yang tidak bersalah malah difitnah fasik (21). Ayat 22-23 adalah puncak pernyataan iman akan
sikap dan karakter Allah yang begitu dipahami oleh semua orang yang percaya,
menaruh harap dan perlindungan dalam TUHAN.
Setelah kita mengingat segala hal yang luar
biasa yang telah TUHAN perbuat kepada pada masa lalu, hingga masa kini, maka
sekarang tiba waktunya bagi kita untuk menyatakan dan menyanyikan nyanyian
ucapan syukur atas kebaikan TUHAN, dan engkau akan merasakan hadirat-Nya
menenangkan dan meneduhkan hatimu.
Peneguhan
TUHAN tidak keberatan saat kita berkeluh
kesah kepada-Nya, saat hati kita terasa berat.
TUHAN mau dan sanggup untuk mengubah segala takut, gelisah, kesedihan dan
perasaan tak berdaya kita menjadi sukacita dan puji-pujian. Amin. (CS)