Sepuluh Hukum diawali dengan firman Allah: “Hai
Israel, Akulah Tuhan Allahmu, yang membawamu keluar dari tanah Mesir, tempatmu
diperbudak selama ratusan tahun.
Sekarang, dengarlah hukum-hukum yang Kuberikan padamu”
Introduksi yang sangat jelas bagi umat, yang Dia
bebaskan dari belenggu dan kutukan dosa. Selama 430 tahun, Tuhan seperti tak
mengingat akan janji-Nya pada Abraham, Ishak, dan Yakub, dengan tidak
mengulurkan tanganNya menolong mereka.
Sesungguhnya tidak! Saat Tuhan bungkam, pasti ada
makna yang dalam, karena Tuhan yang kekal dan yang hidup itu tak meninggalkan
umat-Nya terus berada di dalam kesulitan.
Yusuf pernah menjadi Perdana Menteri di Mesir,
Kerajaan terbesar di masa itu, tetapi ketika firaun-firaun yang tak mengenal
dia bangkit, mereka tak membiarkan bangsa Israel. Bangsa asing itu semakin
berkembang. Mereka khawatir Israel akan mendominasi, menjadi ancaman buat
mereka.
Itulah fakta, saat jumlah dan ekonomi pendatang
mulai dominan di masyarakat, penduduk asli mulai merasa iri, takut, dan
muncullah penganiayaan, penindasan, diskriminasi, merampas hak asasinya.
Perlakuan yang keterlaluan pada pendatang memang sering dilakukan oleh
keturunan Adam.
Jadi, perlu ada hukum yang menjamin hak asasi
manusia pendatang. Itu sebabnya, Sepuluh Hukum Tuhan berikan setelah orang
Israel diperbudak 430 tahun oleh para firaun yang menganggap dirinya mendapat
mandat dewa yang tertinggi, punya hak mutlak atas hidup atau matinya orang
lain.
Sehingga orang Israel tidak boleh menjadi sebuah bangsa yang
hukumnya mendapat MANDAT DEWA, tapi HUKUM TAURAT.